Don't Show Again Yes, I would!

Belajar Usaha Kecil-Kecilan Dengan Jualan Buku

Belajar Usaha Kecil-Kecilan Dengan Jualan Buku

Belajar usaha kecil-kecilan dengan jualan buku. Anda seorang penggemar buku? Memiliki koleksi buku, mulai dari yang populer hingga buku-buku klasik yang sudah langka dan bernilai ratusan ribu atau jutaan? Tidak puas dengan hanya sekadar menjadi penggemar buku, mengikuti kegiatan bedah buku atau mengunjungi forum-forum buku?

Mengapa tidak mencoba menjadi penjual buku? Ya, kita bisa belajar usaha kecil-kecilan. Tidak perlu modal banyak. Bahkan, dengan uang 50 ribu, Anda bisa menjadi seorang penjual buku sekaligus belajar usaha kecil-kecilan untuk mengembangkannya sebagai usaha besar di kemudian hari. Tidak percaya?

Belajar Usaha Kecil-Kecilan Dengan Jualan Buku

Ya, bisnis menjual buku memang seakan tidak menguntungkan. Semua orang seakan lebih suka untuk berbelanja ke toko-toko buku yang namanya sudah mentereng. Kemudian, kita melihat sehari-hari. Mungkin memang ada orang yang menyukai buku. Namun, membelinya? Sepertinya hanya orang-orang tertentu yang mencoba untuk menikmati buku dengan membelinya. Lebih suka mencari yang murah-murah, bahkan meski buku itu langka atau lebih parah lagi, meminjamnya.

Sampai-sampai ada yang berkata, pembajakan buku tidak lebih parah daripada meminjam buku. Mereka yang membajak buku setidaknya telah berusaha mengeluarkan tenaga dan uang untuk mencetak buku baru dengan kualitas jilidan dan kertas yang lebih rendah. Sementara, mereka yang meminjam buku, tidak mengeluarkan kemampuan apa pun untuk mendapatkan buku tersebut.

Belajar Usaha Kecil-Kecilan Jualan Buku

Jangan pesimis terlebih dahulu dengan bisnis menjual buku. Jika Anda berminat, akan ada segala macam pertolongan Tuhan untuk menyokong minat tersebut, tak terkecuali menjual buku. Apa saja yang dibutuhkan untuk belajar usaha jenis ini?

1. Keunikan

Anda mungkin berpikir bagaimana seseorang bisa menjual buku sementara toko buku online begitu menjamur? Mereka memiliki koleksi besar dan Anda yang cuma bermodal kecil akan kalah bersaing. Cara berpikir seperti ini keliru. Ingatlah, kuantitas tidak pernah bisa mengalahkan kualitas.

Anda cukup menjadi konsisten untuk menjual satu jenis buku saja terlebih dahulu. Bukan buku-buku lain, melainkan buku yang sesuai dengan minat Anda. Jika pengagum novel misalnya Laskar Pelangi atau Negeri Lima Menara, ada baiknya Anda menjual novel. Anda menyukai komik semacam Shoot!, Samurai-X, dan sebagainya? Juallah komik-komik tersebut. Anda suka majalah seperti National Geographic? Banyak juga lho yang tertarik.

Mengapa komik, novel, atau buku yang diminati begitu penting pada tahap awal? Karena Anda tidak menjual bukunya saja, tetapi menjual ide kepada pembeli. Ini langkah jitu. Semisal menyukai dunia komik. Anda bisa berinteraksi dengan calon pembeli dengan jitu. Mereka akan merasa nyaman membeli di tempat Anda, karena mereka tahu persis Anda memiliki kemampuan dan minat dalam dunia komik.

Anda bisa mengobrol dengan mereka tentang tokoh Kenshin Himura dalam Samurai-X, bagaimana nasib Yumi Komagata yang tragis sekaligus memukau dalam bab Kyoto ketika dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Makoto Shishio yang merupakan musuh besar Kenshin.

Anda seorang penggemar sufisme? Ketika menjual buku-buku sufi, Anda bisa berdiskusi nyaman dengan pembeli tentang doktrin fana, upaya menghancurkan keakuan, menghilangkan keinginan pada harta duniawi, dan sebagainya. Yang terjadi, Anda telah menjadi ‘orang besar’ yang berpengetahuan luas, hanya dari menjual buku sufi yang merupakan selera Anda.

2. Modal dan Perputaran Uang

Satu yang dibayangkan cukup mengerikan adalah modal. Kita mungkin berpikir, lebih baik mendapatkan banyak buku dengan modal besar kemudian menjualnya. Tidak salah. Tapi, jika pas-pasan atau bokek, Anda tetap bisa menjual. Caranya, Anda harus hapal kapan sebuah pameran buku beredar di kota Anda.

Biasanya, harga buku akan melonjak telak turunnya, bahkan hingga 50% lebih. Nah, datangilah pameran tersebut kemudian membeli buku yang sesuai selera Anda. Kadang, jika kita beruntung, ada komik yang dijual dengan harga Rp. 1.000 atau Rp. 10.000 mendapatkan tiga buah. Novel pun bisa didapatkan hanya dengan angka Rp. 15.000. Artinya, dengan lembaran lima puluh ribuan, kita sudah bisa membeli buku atau komik yang direncanakan akan dijual.

Kemudian, masalah perputaran uang. Memang, dalam prinsip ekonomi kita berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun, jangan lupakan bahwa Anda harus memerhatikan perasaan pembeli. Anda membeli komik Samurai-X dengan harga Rp. 5.000 misalnya. Kemudian, menjualnya dengan harga standar toko Rp. 19.000. Tentu pembeli akan berpikir-pikir, untuk apa membeli di tempat Anda, toh di toko buku mereka akan mendapatkan komik yang sama.

Lebih baik Anda mengambil untung yang serba sedikit, misalnya Rp. 7.000 atau Rp. 8.000 atau bahkan Rp. 6.000. Yang penting, komik yang dipajang laris. Lebih baik Anda mendapatkan keuntungan Rp 1.000 kali 20 (jika modal 100 ribu). Daripada, mengeluarkan uang sejumlah sama, tetapi tidak laku-laku karena memasang tarif sangat mahal (harga toko).

3. Masalah Pengiriman Barang

Berhati-hatilah dalam masalah pengiriman barang. Ini bisa mudah, bisa berat. Anda sebaiknya memilih jasa pengiriman barang yang benar-benar terbukti dan murah. Ada kalanya kita memilih jasa pengiriman barang yang asal murah saja sehingga ketika barang dikirimkan, sampulnya rusak. Tentu pembeli akan kecewa dengan keadaan ini. Lebih baik agak sedikit mahal, tapi kualitas terjaga.

Kemudian, Anda juga bisa melakukan trik dalam penjualan berkaitan dengan pengiriman buku atau komik ini. Anda gabungkan saja harga jual buku dengan ongkos kirim, (sudah beserta laba), kemudian mencantumkan harga buku atau komik ini sudah termasuk ongkir. Tentu kata free ongkir lebih nyaman bagi pembeli.

Semisal harga buku Rp. 25.000 free ongkir tentu lebih terkesan murah daripada harga Rp. 17.000 belum termasuk ongkir. Walaupun kenyataannya, misalnya ongkos kirim kedua buku tersebut sama-sama Rp. 8.000,00. Kesan yang didapatkan pembeli inilah yang menjadi kunci sukses atau tidaknya Anda dalam berjualan buku.

4. Pembeli yang Mengesalkan

Jangan lupa, Anda akan berhadapan dengan berbagai macam pembeli. Ada kalanya mereka baik hati. Membayar dengan uang pas, tidak banyak menawar, dan menikmati kiriman Anda dengan santai. Namun, ada kalanya pembeli berusaha mendapatkan barang semurah-murahnya. Mereka menawar barang, padahal Anda sudah menjual dengan murah.

Jangan terburu terbakar emosi. Ingatlah mereka tidak tahu harga belinya berapa dan merasa Anda mengambil keuntungan yang cukup. Maka, Anda cukup berkata “Mas, Mbak, barang ini saya beli dengan uang segini dan saya cuma mengambil untung sebesar ini.” Seandainya Anda jujur, maka tentunya akan mudah.

Ada kalanya pula seorang pembeli sudah membooking buku atau komik yang Anda jual. Namun, mereka membayarnya dalam jangka waktu lama atau bahkan, sudah membooking, tetapi lalu tidak jadi membayar. Ada kalanya pula, Anda sudah mengemas barang tersebut sebaik-baiknya, misalnya paket komik Samurai-X 1-27 dalam sekardus. Kemudian, ujung-ujungnya sang pembeli, karena tidak bisa mendapatkan harga murah, membatalkan transaksi.

Hal yang diperlukan adalah ketegasan Anda sebagai penjual. Ketika Anda tegas, pembeli pun akan segan. Namun, jika Anda terlihat mudah mengalah, pembeli tentu bisa mempermainkan sewaktu-waktu.

Mudah bukan, cara belajar usaha kecil-kecilan seperti menjual buku dan komik ini? Mau dipraktikkan? Selamat mencoba!

Share:

Mangaip

Halo perkenalkan nama saya Mangaip. Saya merupakan konten kreator, influencer, dan penulis di blog ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News. Gabung juga ke channel Telegram untuk mendapatkan terbaru Gabung Telegram ya Bestie!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *