Don't Show Again Yes, I would!

Cara Membuat Pelet Ikan Lele Sendiri Secara Mandiri

Cara Membuat Pelet Ikan Lele Sendiri Secara Mandiri

Salah satu kendala peternak dalam budidaya ikan lele adalah soal pakan. Harga pakan yang terus melambung sulit dijangkau untuk mengejar target dan margin keuntungan. Petani membutuhkan sebuah terobosan untuk mengatasi masalah ini.

Salah satu inovasi yang diandalkan yakni membuat pakan alternatif baik itu berupa pelet yang tidak mengurangi asupan gizinya. Lantas bagaimana cara membuat pelet ikan lele sendiri secara mandiri? Berikut akan diulas secara sederhana.

Jenis Budidaya Ikan Lele

budidaya ikan lele

Ikan lele terbagi mejadi dua; organik dan non organik. Untuk ikan lele organik miliki beberapa kelebihan jika dibandingkan non organik. Selain rasa, proses pembiakan khususnya pakan sangat menghemat biaya. Pun juga soal manfaatnya untuk kesehatan. Bisnis ikan lele sendiri kini kian digemari.

Permintaan yang selangit plus pengelolaannya yang tidak rumit menjadi prioritas peternak pemula memilih budidaya ikan ini. Namun tidak sedikit peternak yang harus gulung tikar akibat tersandung harga pakan yang kian melambung. Inilah mengapa perlu dilakukan sebuah terobosan mutakhir.

Ikan lele umumnya bisa berkembang dengan baik dan maksimal apabila ditunjang dengan pakan buatan dengan kadar protein mencapai 30 persen. Namun apabila makanan ini dipakai sebagai bahan makanan pokok dan ikan lele tidak ditunjang dengan makanan dari bahan alami maka perlu ditingkatkan kadar proteinnya hingga 40 persen. Nah untuk ramuan pelet ikan lele dan cara pembuatannya bisa dilihat selengkapnya seperti berikut.

Pakan Lele Berupa Pelet

cara membuat pelet ikan lele

Sebelum masuk ke cara membuat pelet ikan lele, siapkan beberapa bahan yang diperlukan seperti tepung ikan (120 gram), tepung darah (100 gram), tepung kedelai (200 gram), tepung terigu (100 gram), tepung daun turi (350 gram), vitamin (50 gram), garam mineral (10 gram), kaldu (80 gram), dan dedak halus (350 gram). Sedangkan untuk proses ramuannya ada beberapa langkah:

Alat Penggiling Atau Penumbuk

Langkah pertama, gunakan alat penggiling atau penumbuk untuk menghaluskan bahan baku kasar. Hasil gilingan atau tumbukan yang telah halus kemudian diayak hingga menghasilkan tepung yang lebih halus. Jangan buang ampasnya. Kumpulkan dan tumbuk atau giling lagi dan kemudian ayak lagi. Lakukan ini berulang-ulang hingga sisa ayakan berkurang atau habis.

Penjemuran

Sebelum memulai proses penggilingan atau penumbukan serta pengayakan, bahan-bahan yang akan dihaluskan hendaknya dijemur terlebih dahulu. Langkah ini miliki dua manfaat; pertama, agar bahan baku tersebut kering. Kedua, agar lebih mudah dalam proses penggilingan. Apabila sudah miliki bahan baku yang benar-benar halus maka langkah selanjutnya adalah penimbangan serta penakaran yang disuaikan dengan kebutuhan.

Pengelompokan Bahan

Langkah kedua, bahan baku yang telah halus tadi dibedakan menjadi dua; pertama, bahan baku yang dalam jumlah banyak. Misalkan saja dari komponen tepung. Bahan baku di kelompok kedua yakni dalam golongan yang jumlahnya sedikit. Misalnya garam, mineral, serta vitamin.

Pencampuran Bahan Pelet

Langkah ketiga, cara mencampurnya dimulai dari bahan baku yang jumlahnya lebih sedikit. Campur bahan-bahan ini kemudian tambahkan bahan lain secara berangsur-angsur yang jumlahnya lebih banyak sedikit demi sedikit. Sedangkan bahan baku yang jumlahnya paling banyak sila dicampur pada bagian akhir.

Tahap Akhir

Langkah keempat, apabila semua bahan telah dicampur dengan merata termasuk bahan perekat, masukkan dalam adonan, angkat, kemudian dinginkan. Tempatkan di sebuah wadah yang besar. Setelah ramuan ini dingin cetak dengan alat penggiling. Untuk alat sendiri bisa memanfaatkan penggilingan daging atau cabe yang miliki hasil gilingan bulat memanjang. Nah dari hasil bulat kecil memanjang ini kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran sekitar 1 centimeter. Setelah pemotongan selesai bisa segera dijemur atau dikeringkan.

Mesin Pembuat Pelet Ikan Lele

mesin pembuat pelet ikan lele

Untuk produksi pelet secara massal memerlukan sebuah mesin yang bisa menghasilkan pelet dalam skala besar. Namun harga mesin ini tidak murah. Mesin penepung bertenaga listrik misalnya harganya mencapai Rp 3,9 juta. Ini belum lagi ditambah mesin-mesin lainnya seperti mesin pengering dan mesin pencetak pelet. Jika memang peternak ingin memroduksi pelet sendiri dalam skala produksi besar, sebainnya menggunakan mesin-mesin tersebut. Biasanya ada paket khusus komplet yang disediakan oleh di toko pertanian. Namun untuk skala kecil bisa gunakan mesin penggiling daging mini yang harganya hanya berkisar ratusan ribu saja. Untuk proses penepungan dan pengeringan bisa dilakukan secara manual.

Harga pelet ikan lele tidak murah. Per 30 kilogram bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Sedangkan per kilonya di kisaran Rp 8 ribuan. Dengan sedikit triks dalam cara membuat pelet ikan lele mandiri di atas, peternak bisa menghemat puluhan ribu rupiah. Selain itu peternak bisa pula menyiasati mahalnya harga pakan dengan membuat pakan alternatif. Opsi bisa ditempuh dengan pemberian pakan organik.

Pakan Lele Organik

Cara membuat pelet (pakan) lele mandiri memang mudah. Namun proses pembuatan pakan lele organik tidak kalah mudah. Sebelumnya telah disinggung soal jenis ikan yakni organik dan non organik. Bagi peternak lele organik melambungnya harga pakan tidak membuat pusing kepala.

Ini dikarenakan peternak membuat pakan sendiri dari bahan murah meriah. Lele organik ini memanfaatkan limbah kotoran sapi sebagai bahan dasar. Namun bukan berarti ikan lele murni memakan feses sapi, diperlukan bahan-bahan lain pendukung yang bisa diperoleh di toko pertanian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Siapkan limbah kotoran sapi. Untuk soal jumlah tidak ada takaran tertentu. Makin banyak justru makin baik.
  2. Kumpulkan kemudian limbah kotoran sapi ini dalam sebuah wadah, bisa bak atau kolam, lalu dicampur air plus enzim bakteri silanace. Enzim ini sejenis obat yang bisa menguraikan kotoran sapi dengan cepat dan bisa dibeli di toko pertanian.
  3. Lima hari kemudian, setelah lalui proses aerasi, kotoran sapi akan berbentuk cair. Langkah selanjutnya tinggal menyiramkannya ke kolam ikan lele.

Sangat mudah dan tidak terlalu ribet. Yang perlu diperhatikan peternak harus miliki sebuah wadah khusus, bisa bak atau kolam sebagai tempat kotoran sapi dalam proses aerasi. Apabila tidak miliki sapi untuk diolah limbahnya, peternak bisa memerolehnya dari peternak sapi di sekeliling. Sebagai perbandingan kebutuhan jumlah pakan, untuk 1 ton ikan lele membutuhkan pakan (pelet) mencapai 1 ton pula. Namun jika gunakan pakan organik hanya membutuhkan 2.300 liter saja.

Mengapa Memilih Pakan Organik?

Pakan lele organik sendiri harganya juga tidak murah. Per liternya mencapai Rp 2 ribuan. Apabila peternak membutuhkan 2.000 liter pakan organik, bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan bukan? Nah selain soal biaya, ada beberapa hal yang harus diamini sebagai keunggulan pakan organik, diantaranya:

  1. Bagi peternak yang nyambi ternak sapi akan miliki keuntungan ganda; kandang sapi bersih limbah kotoran tidak terbuang sia-sia.
  2. Biaya perawatanya juga murah. Selain itu tak perlu khawatir air kolam akan menjadi busuk. Dalam pada itu pula peternak tak perlu mengganti air kolam lele.
  3. Menggunakan limbah kotoran sapi akan berikan pendapatan tersendiri bagi peternak sapi di sekitar. Peternak lele dan sapi bisa bermitra lakukan kerjasama.
  4. Lele organik miliki rasa lebih gurih serta berbobot lebih berat dan lebih aman dari segi kesehatan.
  5. Selain miliki gizi tinggi, lele organik miliki kadar kolesterol rendah. Sedangkan air bekas budidaya ikan lele organik sangat bermanfaat sebagai pemupuk tanaman.

Demikianlah pembahasan mengenai Cara Membuat Pelet, semoga bermanfaat.

Share:

Mangaip

Halo perkenalkan nama saya Mangaip. Saya merupakan konten kreator, influencer, dan penulis di blog ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News. Gabung juga ke channel Telegram untuk mendapatkan terbaru Gabung Telegram ya Bestie!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *