Faktor Kerturunan dan X-Factor

Faktor keturunan adalah salah satu faktor utama yang membuat terjadinya kemungkinan kelahiran bayi kembar. Faktor ini sangat mempengaruhi apakah seseorang bisa memiiki kturunan kembar atau tidak.
Penyebabnya tentu karena kehamlan kembar ini disebabkan oleh gen memungkinkan terjadinya ovulasi dalam jumlah yang banyak yang. Hal ini dikenal pula dalam istilah biologi atau kedokteran dikenal pula dengan istilah hiperovulasi.
Itulah sebabnya seringkali dalam sebuah keluarga besar terdapat beberapa anak atau keturunan kembar dari orang tua-orang tua mereka. Jarang sekali terjadi kelahiran anak kembar tanpa ada riwayat atau keturunan kembar pada pendahulu-pendahulunya.
Jika dalam sebuah garis keturunan terdapat anak kembar biasanya pada generasi berikutnya akan lahir anak-anak kembar juga. Kabar baiknya ada faktor lain yang memungkinkan terjadinya keturunan kembar selain keturunan genetis:
Usia Ibu saat mengandung
Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan reproduksi seorang wanita. Dalam hal ini adalah kemampuannya mengeluarkan sel telur yang diproduksi oleh follicle stimulating hormone (FSH).
Yang perlu digaris bawahi bahwa seorang wanita yang berusia 35 dan 39 tahun dapat memproduksi hormon FHS lebih banyak. Itulah sebabnya mereka dapat menghasilkan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus.
Sementara pada usia lain hanya satu sel telur yang bisa diproduksi sehingga kehamilan yang terjadi adalah kehamilan biasa bukan kembar. Sayangnya pada usia ini kerap kali dihantui resiko komplikasi pada kehamilan.
Misalnya tekanan darah yang sangat tinggi ketika kehamilan. Resiko ini seringkali dihadapi oleh mereka yang pada usia ini baru mengalami kehamilan yang pertama.
Darah tinggi saat kehamilan beresiko sang bayi dikeluarkan lebih dini atau bahkan harus dikorbankan. Kehamilan pada usia ini memiliki resiko kehamilan yang tinggi hingga tidak disarankan walaupun Anda sangat mengingikan anak kembar.
Kecenderungan mengonsumsi makanan
Ada beberapa makanan atau minuman tertentu yang diduga memiliki kemampuan untuk memicu terjadinya ovulasi dalam jumlah yang banyak atau hiperovulasi. Makanan yang dimaksud diantaranya adalah umbi-umbian atau kentang manis yang di dalamnya terkandung zat kimia dengan efek hiperovulasi pada wanita.
Untuk minuman, para wanita yang teratur meminum susu memiliki kemungkinan untuk mengalami hiperovulasi. Dengan begitu sangat mungkin jika mereka memperoleh anak kembar walaupun tidak ada garis keturunan kembar sebelumnya.
Tinggi dan berat badan
Orang dengan perawakan yang tinggi dan badan yang cenderung besar atau gemuk memiliki kecenderungan untuk dapat memiliki bayi kembar.
Alasannya tentu karena rahim mereka lebih besar sehingga memungkinkan berkembangnya lebih dari satu janin dalam rahim mereka. Tubuh mereka sangat mumpuni untuk mengandung bayi kembar hingga saatnya dilahirkan.
Ciri-ciri fisik seperti itu kebanyakan dimiliki oleh orang-orang yang berasal dari ras Afrika Amerika. Sementara ras lainnya yang tidak memiliki ciri-ciri fisik tersebut tidak.
Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang memiliki ras Afrika Amerika memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memiliki keturunan bayi kembar dibandingkan kita ras hispanic atau melayu yag justru meiliki ciri fisik kebalikannya. Walaupun bukan tidak mungkin terjadi suatu pengecualian.
Keadaan fisik yang Berubah
Perubahan fisik yang dimaksud adalah perubahan besar rahim dan keelastisitasannya. Biasanya perubahan ini disebabkan oleh kehamilan yang sudah terjadi sebelumnya.
Wanita yang sudah pernah melahirkan biasanya memiliki rahim yang lebih besar. Tentunya karena kehamilan sebelumnya yang membuat organ rahim mengendur.
Tidak hanya itu, kehamilan sebelumnya yang sempat dirasakan biasanya sudah memilki kemampuan untuk menyesuaikan diri ketika dalam rahimnya tumbuh lebih dari 1 bayi. Itulah sebabnya mereka memiliki kecenderungan juga untuk memiliki anak kembar.