- Apa Yang Dimaksud Dengan Paru-Paru Basah?
- Beberapa Penyebab Bronchitis Atau Paru-Paru Basah
- Tanda-Tanda Orang Terserang Paru-Paru Basah atau Bronchitis
- Perlukah Antibiotik Untuk Paru-Paru Basah?
- Langkah Mencegah Paru-Paru Basah
- Bronchiolitis, Penyakit dengan Gejala Sama Seperti Paru-Paru Basah
- Paru-Paru Basah – Terapi yang Harus Dilakukan Bila Bayi Anda Terkena Gejala Bronchiolitis
Mengenal Penyakit Paru-Paru Basah Pada Bayi. Dulu sewaktu masih kecil, saya selalu diingatkan oleh ibu untuk tidak mengumbar rasa gerah dengan membuka baju bagian atas terlalu lama meskipun kami tinggal di daerah yang panas seperti Serpong, Tangerang. Saya tanya kenapa, jawaban ibu cukup mengena, “Nanti badan kamu kedinginan, kena bronchitis atau paru-paru basah.”
Ibu bilang untuk tetap mengenakan pakaian meskipun gerah, karena jika terlalu terkena angin atau udara dingin bisa membuat tubuh menurun kekebalannya. Apalagi, jika punya badan yang tidak terlalu kuat menahan udara ekstrim seperti saya.
Apa Yang Dimaksud Dengan Paru-Paru Basah?
Seringkali paru-paru basah dikenal juga dengan nama bronchitis, yaitu suatu gangguan kesehatan pada tubuh ketika saluran pernapasan yang langsung menuju paru-paru terlalu banyak terendam oleh air. Meskipun kenyataannya paru-paru memang basah untuk kinerjanya tetapi jika berlebihan akan menimbulkan akibat yang fatal seperti paru-paru membengkak dan menghasilkan lendir yang membuat kita terbatuk-batuk tanpa henti.
Biasanya, penyakit paru-paru basah muncul bila kita mengalami infeksi di saluran pernapasan. Pilek atau flu adalah salah satu penyebab terjadinya paru-paru basah. Bila pilek dan flu berkepanjangan maka pergi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut adalah langkah yang sangat disarankan.
Bronchitis biasanya memperlihatkan gejala sakit di dada, sesak napas, dan pilek yang tak kunjung henti. Hal seperti itu bisa bertahan hingga dua minggu tetapi bila sudah ditambah batuk maka batuknya bisa bertahan hingga 8 minggu lamanya. Jadi, berhati-hatilah bagi ibu yang memiliki bayi. Sebaiknya, jangan berlama-lama menunggu sembuh bila terdapat gejala seperti ini pada bayi Anda.
Paru-paru basah juga bisa menyerang mereka yang suka merokok. Jika selama 2 tahun berturut-turut salah satu anggota keluarga mengalami batuk berdahak tanpa henti selama tiga bulan per tahunnya, maka ada kemungkinan dia terkena paru-paru basah. Untuk bayi, mereka bisa terkena bronchitis yang berasal dari virus yang datang menghalangi saluran pernapasannya. Akibatnya, bayi selalu rewel, tidur tak nyenyak, dan tidak nafsu makan.
Beberapa Penyebab Bronchitis Atau Paru-Paru Basah
- Virus, seperti virus respiratory syncytial, adenovirus, influenza, dan parainfluenza.
- Bakteri, tidak seperti virus yang sering menyerang manusia bakteri cukup langka ditemukan sebagai penyebab paru-paru basah.
- Polutan, udara yang semakin kotor di langit kita menjadi salah satu penyebab munculnya virus-virus baru yang membawa berbagai penyakit.
Tanda-Tanda Orang Terserang Paru-Paru Basah atau Bronchitis
- Batuk-batuk berkelanjutan, terutama batuk berdahak.
- Dada terasa sakit ketika bernapas.
- Merasakan lelah yang lebih dari biasanya.
- Sakit kepala ringan namun sering terjadi.
- Seluruh badan terasa ngilu dan sakit.
- Panas tubuh meninggi dan demam.
- Mata menjadi berair.
- Tenggorokan kering dan sakit.
Bagi para ibu yang mendapatkan gejala seperti di bawah ini pada balita Anda maka sebaiknya segera diperiksakan lebih intensif ke dokter.
- Panas tinggi yang tak kunjung turun.
- Demam plus batuk berdahak kental atau malah mengandung sedikit darah di dalamnya.
- Memiliki masalah pada jantung atau paru-paru sebelumnya.
- Sulit bernapas karena saluran yang terganggu.
- Memiliki gejala paru-paru basah dan selama tiga minggu belum juga usai.
- Berkali-kali terkena penyakit paru-paru basah memiliki risiko terkena kembali yang cukup tinggi.
Anda tidak bisa memutuskan penyakit pasti yang ada pada balita Anda jika tidak dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Bisa saja dari gejala-gejala di atas balita Anda terkena bronchitis akut, paru-paru basah kronis, bronchiolitis, atau hanya infeksi salurang pernapasan ringan. Jika sudah diketahui penyebab pastinya maka perawatan akan lebih maksimal dan balita Anda kembali pulih lebih cepat.
Perlukah Antibiotik Untuk Paru-Paru Basah?
Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus tidak diperlukan pengobatan dengan antibiotik. Paru-paru basah atau bronchitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus maka dalam penanganannya juga tidak perlu menggunakan antibiotik.
Lalu bagaimana cara merawat yang terkena paru-paru basah? Terapi adalah salah satu cara perawatan yang terbaik. Baik terapi makanan ataupun kebersihan lingkungan serta disiplin diri. Namun, bila dokter menemukan gejala selain virus maka bisa saja ada pengajuan obat antibiotik dalam proses penyembuhannya.
Antibiotik akan diperlukan jika tubuh membutuhkannya dan yang tahu dengan pasti takarannya adalah dokter. Jangan sembarangan memberikan antibiotik untuk anggota keluarga karena konsumsi antibiotik yang tidak perlu malah akan melemahkan kekebalan tubuh.
Langkah Mencegah Paru-Paru Basah
- Berhenti merokok bagi mereka yang merokok dan jangan coba merokok bagi yang tidak pernah merokok.
- Menjaga higienitas diri terutama tangan.
- Mendapatkan imunisasi yang tepat di usia belia.
Bronchiolitis, Penyakit dengan Gejala Sama Seperti Paru-Paru Basah
Penyakit ini memiliki gejala yang hampir sama seperti penyakit paru-paru basah, namun biasanya hanya menyerang anak bayi berusia 3-6 bulan atau di bawah 2 tahun. Penyebabnya juga sama yaitu virus seperti adenovirus, influenza, atau parainfluenza. Karena penyebabnya berasal dari virus maka proses penularannya sangat cepat karena virus gampang berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
Tidak seperti paru-paru basah, orang dewasa yang terkena bronchiolitis hanya akan mendapat gangguan ringan saja tetapi tidak begitu jika terkena pada anak bayi.
Bayi berisiko tinggi terkena penyakit ini bila sering berada di dalam lingkungan perokok. Terkadang orang tua mengabaikan bahayanya udara yang tercemar oleh asap rokok dan dampaknya bagi anggota keluarga tersayang. Seperti pada paru-paru basah, langkah untuk menghindarinya adalah berhentilah merokok bagi yang sedang melakukannya.
Bayi dengan umur kurang dari 6 bulan juga berisiko terkena bronchiolitis. Apalagi, jika rumah kita berada di daerah yang padat huni sehingga udara menjadi lebih kotor dan higienitas kurang terjaga. Bayi yang mendapat konsumsi ASI akan lebih sehat dibandingkan bayi yang mendapat asupan susu formula. Kekebalan tubuh yang terdapat pada ASI memberi kekuatan besar bagi kesehatan tubuh bayi.
Bayi yang lahir secara prematur memiliki risiko tinggi terkena berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus seperti bronchiolitis atau paru-paru basah.
Paru-Paru Basah – Terapi yang Harus Dilakukan Bila Bayi Anda Terkena Gejala Bronchiolitis
- Tepuk-tepuk dengan lembut dada bayi agar saluran napasnya sedikit melonggar dan pernapasan tidak tersendat.
- Berikan ASI sebanyak mungkin atau bila bayi sudah berusia di atas 6 bulan bisa diberikan air jeruk manis hangat atau air putih hangat biasa.
- Anda bisa menyediakan alat penguap untuk mengencerkan dahak pada bayi di rumah untuk membantu pernapasan bayi Anda.
- Istirahat yang banyak.
- Jangan biarkan bayi Anda berada di ruangan yang sama dengan perokok.
Segera bawa bayi Anda ke rumah sakit bila mendapatkan gejala seperti berikut ini.
- Bayi lesu dan kurang aktif bergerak.
- Kulit dan kuku juga bibirnya tampak membiru tidak seperti biasa.
- Cara bernapas yang tersendat-sendat.
- Mengalami pilek dengan ingus dan lendir yang tak henti-henti.
- Sulit bernapas dengan normal sehigga terlihat tenaga yang dikerahkannya untuk satu kali napas cukup besar. Hal itu terlihat dari cuping hidung yang membesar dan rongga dada ikut bergerak.
Pada dasarnya, paru-paru basah bisa dicegah sejak awal jika keluarga dibiasakan hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan di rumah dan sekitarnya, juga menghindari kebiasaan merokok. Karena selain mengakibatkan paru-paru basah, merokok juga memicu munculnya penyakit lain yang lebih mengerikan. Jadi, jagalah kesehatan keluarga Anda dengan baik.