Nyamuk atau dalam bahasa Inggris mosquito. Bahasa Inggris untuk makhluk kecil yang bisa terbang ini diserap dari bahasa Spanyol yang berarti lalat kecil. Padahal secara morfologis antara lalat dan nyamuk tidaklah sama.
Sebagai binatang, kehadiran nyamuk yang beratnya rata-rata tak lebih dari 2 sampai 2,5 mg ini benar-benar mengganggu
Nyamuk – Si Kecil Yang Menjengkelkan Sekaligus Berbahaya
Bila digigit, kalau tidak tertular penyakit, sedikitnya meninggalkan rasa gatal. Suara yang mendengung terasa sakit di kuping. Dari beberapa spesies nyamuk, di antaranya ada yang menjalani hidup sebagai penyebar penyakit.
Penyakit malaria, demam berdarah, demam kuning, penyakit kaki gajah dan virus nil Barat adalah beberapa penyakit yang disebar luaskan oleh binatang bernama nyamuk ini. Gigitan nyamuk memang dahsyat. Tak terasa tapi tiba-tiba meninggalkan gatal. Bahkan bila yang menggigit adalah nyamuk penyebar virus penyakit, dalam waktu singkat yang terkena gigitan bisa merasakan akibatnya.
Demam berdarah yang di beberapa daerah Indonesia masuk ke dalam status KLB (kejadian luar biasa) dengan tingginya korban dirawat dan meninggal, menjadi bukti bagaimana dahsyatnya gigitan nyamuk. Tapi dalam bidang kedokteran, morfologi senjata penggigit pada nyamuk ini justru dibuat duplikasinya untuk menghasilkan jarum suntik yang tidak meninggalkan rasa sakit lagi pada tubuh pasien. Jarum suntik yang meniru bentuk alat penggigit pada nyamuk ini belakang terus dikembangkan.
Menurut perhitungan kasar, di dunia ini terdapat sekitar 2700 spesies nyamuk. Ciri khas dari morfologi nyamuk adalah tubuhnya yang langsing dengan panjang rata-rata enam kaki dan memiliki dua pasang sayap bersisik.
Sebenarnya tak semua nyamuk penghisap darah. Kecuali dari jenis nyamuk Toxorhychites, semua jenis nyamuk betina adalah penghisap darah. Kenapa hanya nyamuk betina yang menghisap darah ? Ini adalah erat hubungannya dalam upaya menjaga kelangsungan hidup generasi nyamuk selanjutnya.
Untuk membentuk telur, nyambuk betina memerlukan protein yang tidak diperoleh dari makanan. Selama pembentukan telur ini, para nyamuk betina melakukan diet ketat, sehingga kecukupan protein tidak terpenuhi. Nah, untuk memenuhi kebutuhan protein itulah nyamuk betina perlu menghisap darah. Untuk menjaga kelangsungan hidup ini, berbeda dengan nyamuk jantan, para nyamuk betina dilengkapi probosis untuk menusuk dan menghisap darah.
Pupa, Salah Satu Fase Perkembangan Nyamuk
Secara sempurna siklus hidup nyamuk terdiri dari telur – larva – pupa dan dewasa. Perkembangan dari telur sampai pupa, menurut hasil penelitian berbeda antara masing-masing spesies. Memerhatikan perkembangan nyamuk sungguh menakjubkan. Induk nyamuk akan memilih tempat untuk menyimpan telurnya hingga tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Induk nyamuk bertanggung jawab memilih tempat dengan kelembaban tertentu sesuai dengan yang dibutuhkan.
Mendeteksi tingkat kelembaban dilakukan oleh induk betina dengan menggunakan alat pendeteksi yang terdapat pada bagian bawah perutnya. Kebanyakan induk betina nyamuk akan menempatkan telurnya pada daun atau kolam kering, karena kedua tempat inilah yang dinilai memiliki kelembaban yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Induk nyamuk akan mulai mengerami telur-telurnya setelah menemukan tempat yang baik dan cocok. Telur-telurnya yang panjangnya tak kurang dari 1 mm itu diletakkan membentuk garis lurus, baik dalam kelompok besar maupun satu per satu. Pada spesies tertentu, telur-telur ini ditempatkan secara berkelompok hingga mencapai 300 telur.
Dari fase perkembangan seekor nyamuk, fase pupa termasuk fase yang paling menarik. Fase ini terjadi setelah telur nyamuk menetas membentuk larva. Pada saat larva, cikal bakal seekor nyamuk akan mengubah kulitnya sebanyak dua kali. Selesai berganti kulit, cikal bakal seekor nyamuk kemudian masuk fase pupa yaitu masa transisi sebelum nyamuk dewasa.
Fase ini dikatakan menarik karena merupakan fase rawan. Nyamuk yang berada dalam kepompong ini sangat rawan bocor. Dalam fase ini pula keluar dua pipa yang muncul ke permukaan air sebagai alat menghirup udara untuk bernafas. Bila fase pupa ini berhasil dilalui, maka tumbuhlah menjadi nyamuk dewasa yang telah dilengkapi dengan sayap dan siap terbang mengembara seperti yang dilakukan kedua induknya.
Kenapa Gigitan Nyamuk Membuat Gatal?
Tak peduli siang, malam, gelap maupun terang, seekor nyamuk tetap dapat mendeteksi keberadaan sasaran. Kenapa bisa? Karena nyamuk memiliki alat untuk mendeteksi sasaran melalui bau tubuh, panas dan gerakan.
Jadi sebenarnya sangat sulit menghindar dari sergapan dan gigitan nyamuk pada saat kita lengah. Barangkali dari sinilah muncul ide menciptakan alat pengusir nyamuk yang berbau tertentu yang tidak disukai nyamuk sehingga ketika tercium nyamuk langsung menjauh.
Bau tanaman seperti bunga Lavender misalnya. Aroma bunga ini tak disukai nyamuk, sehingga cocok dijadikan obat pengusir nyamuk. Lalu, kenapa ketika kita digigit nyamuk meninggalkan rasa gatal dan bentol?
Apabila gerakan nyamuk menghisap darah dari tubuh manusia diperlambat, maka dalam gerakan sangat cepat itu terdapat beberapa fase yakni mendeteksi keberadaan sasaran, menempelkan mulut, membedah kulit, menghisap darah, mengeluarkan cairan anti penggumpalan darah sebelum akhirnya terbang kembali meninggalkan sasaran dan meninggalkan rasa gatal bahkan sampai bentol-bentol.
Setelah menemukan sasaran, seekor nyamuk akan menempelken mulutnya yang dilengkapi semacam cerobong yang dinamakan probosis. Jika tidak diusir atau tidak mencium bau yang tidak disukai, maka seekor nyamuk tadi akan mengeluarkan semacam pisau bedah dari dalam mulutnya, untuk merobek kulit manusia.
Hal ini dilakukan agar ia bisa menemukan sumber darah. Setelah kulit dirobek, alat penghisap pada nyamuk mulai menghisap darah segar sesuai dengan keperluan, lalu secara sempurna ia mengeluarkan semacam liur yang mengandung antikoagulan, berfungsi menjaga agar darah yang baru saja dihisap tersebut tidak membeku. Setelah mengeluarkan air liurnya, nyamuk tadi akan mencabut probosis dan terbang kembali meninggalkan sasaran.
Ternyata liur yang dikeluarkan oleh nyamuk tadi dianggap oleh tubuh manusia sebagai zat asing berbahaya, sehingga secara seksama tubuh bereaksi dan membentuk antinya. Pada saat mengeluarkan zat anti inilah tubuh menjadi gatal dan bentol-bentol sebagai reaksi atau adanya alergi.
Untuk mengusir keberadaan nyamuk kini telah tersedia aneka insektisida yang khusus digunakan untuk membasmi nyamuk. Ada insektisida berbentuk cair yang cara penggunaannya bisa dengan disemprotkan, ada insektisida bentuk padat yang biasanya dibakar, dan ada juga insektisida yang sifatnya lebih modern dengan menggunakan listrik. Tetapi, cara-cara ini cenderung tidak aman karena kandungan bahan kimia yang ada di dalamnya.
Membasmi Nyamuk
Semakin modern dalam urusan membasmi nyamuk, orang tak sepenuhnya bisa menggantungkan pada racun serangga atau obat nyamuk bakar dan elektrik. Cara-cara seperti ini mulai ditinggalkan terutama karena memikirkan dampak dari zat kimia yang ditinggalkan pengusir nyamuk tersebut.
Beberapa jenis obat pengusir nyamuk bahkan bisa meninggalkan zat sisa dan bertahan selama beberapa hari. Bayangkan bila dihirup secara berulang-ulang, nyamuk memang bisa diusir tapi meninggalkan problem bagi kesehatan tubuh terutama yang ada kaitannya dengan saluran pernafasan.
Belakangan mulai dipikirkan bagaimana cara menekan jumlah perkembangan nyamuk itu sendiri. Cara seperti ini dinilai lebih aman dan ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan mengembang biakan organisme tertentu yang bisa memakan nyamuk mulai dari telur, larva maupun yang telah menjadi nyamuk dewasa.
Pembasmi nyamuk secara biologis ini dianggap aman. Salah satu organisme yang bisa menghambat perkembang biakan nyamuk adalah ikan belut. Belut berhasil menjadi predator bagi larva nyamuk.Selain itu, capung juga dianggap menjadi organisme pembasi nyamuk. Menurut penelitian, larva capung gemar sekali memakan jentik nyamuk, sementara capung yang sudah dewasa menjadi pemburu nyamuk dewasa yang handal.