Orang cantik dan kecantikan“orang cantik”, istilah yang lekat dengan perempuan. Jika ada kata cantik, niscaya langsung terbayang perempuan dengan raut wajah yang menawan. Cantik dan kecantikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Orang cantik sudah tentu memiliki kecantikan ragawi yang tidak dapat diabaikan.
Orang Cantik – Cantik Luar Dalam
Kecantikan akan membuat seseorang menempati posisi yang istimewa di mata orang lain. Berhadapan dengan orang yang cantik, akan membuat Anda, khususnya kaum pria membelalakkan mata. Benar, kan? Walaupun pada akhirnya kecantikan saja tidaklah cukup. Ada banyak faktor lain yang membuat seseorang mendapat penghargaan dari sekitarnya. Kecantikan hanyalah titik awal saja.
Ada kalanya seseorang tetap disebut “orang cantik” meski kondisi fisiknya tidak luar biasa. Karena kecantikan yang terpancar dari dalam hatilah yang justru memberi pengaruh yang sangat besar. Ini memberi pelajaran terhadap satu hal, bahwa kemolekan dapat ditelan waktu. Akan tetapi, hati yang besar dan baik tidak akan tergerus usia.
Anda tentu pernah bertemu seseorang yang sangat menawan, meski tidak tergolong rupawan, bukan? Anda pasti akan terpana dengan kebaikan dan kerahamannya, sekalipun orang tersebut tidak tergolong orang yang cantik secara fisik.
Orang yang cantik secara fisik bisa menjadi jelek atau sebaliknya. Banyak elemen-elemen pendukung yang secara sadar atau tidak justru berguna membangun “kecantikan” itu. Anda sendiri lebih nyaman, dekat dengan seseorang dengan kebaikan hati, atau hanya memiliki kecantikan fisik namun sikap yang menyakitkan?
Pernyataan ini bukan merupakan sebuah penegasan bahwa tidak ada orang cantik dengan hati yang tak kalah cantik. Anda tentu masih ingat dengan Putri Diana, bukan? Siapa yang bisa melupakan model rambutnya yang masih ditiru hingga detik ini? Begitu juga dengan kecantikannya yang tetap terjaga. Dan umumnya orang sepakat bahwa beliau pun memiliki hati yang cantik. Putri Diana mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi. Begitulah dunia mengenangnya. Wanita yang satu itu merupakan sosok orang yang cantik baik dari luar maupun dalam.
Orang Cantik dan Standar Kecantikan
Sebenarnya, apa standar dari kecantikan? Bagaimana seseorang bisa disebut cantik? Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar kriteria orang cantik? Sepertinya, kecantikan tidaklah seragam. Standar kecantikan memiliki pergeseran dan perbedaan. Apa yang berlaku di suatu masyarakat bisa jadi tidak berlaku di masyarakat lainnya.
1. Standar Cantik di Cina Zaman Dahulu
Orang cantik menurut kacamata bangsa Cina zaman dulu adalah perempuan dengan kaki yang sangat kecil. Hal itu didapatkan dengan cara mengikat kaki selama bertahun-tahun agar tidak tumbuh membesar. Bahkan ada tulang kaki yang harus dipatahkan untuk mendapatkan kaki seukuran anak kecil itu. Semakin kecil ukuran kaki, justru dianggap semakin cantik.
Anda tentu bisa menilai betapa tidak sesuainya ukuran kaki perempuan dewasa sepanjang 9 sentimeter. Tapi, begitulah adanya. Semakin kecil kaki seorang perempuan, justru dinilai semakin baik. Padahal, butuh perjuangan untuk sekadar berdiri dengan baik di atas kaki sekecil itu. Masyarakat Cina pada zaman dahulu sepakat bahwa orang yang cantik itu memiliki kode kaki yang sangat kecil.
2. Standar Cantik di Ethiopia
Masyarakat mursi dan surma di Ethiopia menilai orang cantik dengan unik. Mereka biasa menyelipkan sebuah piring kecil di dalam celah antara bibir bawah dan rahang saat menginjak usia awal dua puluhan. Piring kecil yang disebut labret itu akan diganti ukurannya dengan yang lebih besar jika bibir bawah mulai melar.
Proses ini baru dihentikan setelah bibir bagian bawah melebar hingga seukuran piring makan yang biasa digunakan. Piring ini harus selalu dikenakan saat seorang wanita bersama-sama pria. Perempuan seperti inilah yang dinilai memiliki kriteria sebagai orang yang cantik.
3. Standar Cantik di Myanmar
Kebiasaan yang tak kalah aneh terjadi di Myanmar. Wanita suku Padaung akan dianggap semakin cantik jika mempunyai leher yang sangat panjang. Untuk itu, mereka diharuskan mengenakan kalung khusus mirip cincin kuningan sejak usia lima tahun.
Awalnya, anak-anak suku Padaung memakai lima kalung saja. Sesuai perkembangan usia, makin lama kalung-kalung itu pun bertambah jumlahnya. Hingga akhirnya leher para wanita itu mencapai 38 sentimeter. Ironisnya, leher sepanjang itu tidak akan mampu menyangga kepalanya jika kalung kuningan yang berat itu dilepaskan dari leher mereka. Itu semua adalah standar untuk menjadi orang cantik menurut masyarakat suku Padaung di Myanmar.
Fenomena Kriteria Orang Cantik
Aneh, menakutkan, atau bahkan menggelikan. Namun memang seperti itulah kenyataannya. Standar kecantikan tidak pernah sama, meski di masyarakat yang sama sekalipun. Dulu sekali, Sophia Loren tidak dianggap cantik karena dinilai serba “berlebihan”. Akan tetapi, standar itu tidak berlaku di Hollywood. Sophia Loren menjelma menjadi orang cantik nan menawan dan terus dikenang seperti itu.
Ada masanya orang cantik karena bentuk tubuhnya yang berisi dan montok. Bahkan cenderung gemuk. Setidaknya begitulah yang terlihat di lukisan-lukisan yang tersisa dari zaman dahulu. Kemudian muncul Twiggy, supermodel terkenal dengan tubuh super ceking. Ukuran tubuhnya menjadi standar baru bagi para model. Tak jarang, hal ini berujung pada bulimia, anoreksia, bahkan hingga kematian. Kelebihan lemak sedikit saja tidak bisa ditolerir.
Monalisa dan senyum misteriusnya juga dinilai sebagai perwujudan orang cantik yang klasik. Di zaman modern ini, wajah seperti Monalisa mungkin hanya dinilai dengan “biasa-biasa saja”. Standar kecantikan terus bergerak. Kriteria orang cantik terus mengalami pergeseran. Naomi Campbell mungkin dinilai jelita, tapi tidak semua kelompok masyarakat akan menyetujuinya.
Kecantikan dan Harga yang Harus Dibayar
Banyak sekali perempuan di dunia ini yang ingin termasuk dalam kriteria orang cantik. Berbagai cara akan ditempuh untuk mewujudkan keinginan itu. Mulai dari berbagai perawatan, make up, hingga tindakan koreksi yang membutuhkan bantuan seorang dokter alias operasi.
Dulu, mungkin tidak terpikirkan untuk memancungkan hidung, menarik sudut mata, atau memperhalus bentuk rahang. Kecuali untuk alasan yang tidak bisa dibantah, seperti kecelakaan. Saat ini, hal-hal seperti itu bukanlah sesuatu yang aneh. Hal ini dilakukan tak lain hanyalah untuk membuat Anda menjadi orang cantik.
Jika Anda penggemar drama atau musik Korea, dapat dipastikan Anda akan melihat berbagai wajah-wajah rupawan. Seolah-olah negeri ginseng itu hanya berpenduduk orang cantik dan tampan. Sangat sulit mencari bintang dengan hidung pesek atau mata sipit. Mungkinkah itu terjadi karena sulap? Jawabannya, ya. Dan sulap itu terjadi di atas meja operasi.
Menjadi orang cantik butuh biaya tidak sedikit. Apalagi bila pada dasarnya Anda terlahir tidak istimewa. Jangan juga lupakan rasa sakit yang ditimbulkan usai operasi. Seseorang yang pernah melakukan operasi pembentukan rahang menuturkan pengalamannya.
Selama beberapa minggu hidup dengan wajah tak menentu dan rasa sakit yang tak tertahankan. Rahang yang dikoreksi itu harus dipukul berkali-kali hingga menemukan bentuk yang diinginkan. Sakitnya tentu saja tidak tertahankan. Tapi, semua rela dilakoni demi mendapatkan penampilan fisik sesuai keinginan.Kecantikan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir hanyalah modal awal. Demi predikat orang cantik yang akan disandangnya.
Akan sangat bermakna jika terus dirawat dan dipelihara agar bisa bertahan. Namun justru menjadi sia-sia Jika diabaikan begitu saja. jika ingin tetap menjadi orang cantik, ada harga yang harus dibayar. Tak selalu dengan uang. Namun juga dengan tenaga, kesabaran, atau keuletan.
Kecantikan harus dijaga. Tak selalu dengan produk mahal. Membersihkan wajah setiap hari dengan rutin, mengonsumsi sayur dan buah, serta minum air putih sesuai anjuran ahli kesehatan adalah beberapa contoh sederhana dari perawatan. Hal-hal seperti itu mau tidak mau harus dijalankan oleh orang cantik atau orang yang ingin terlihat cantik.
Operasi plastik rasanya tidak perlu, karena kecantikan yang memancar dari dalam justru lebih dahsyat pengaruhnya. Kecantikan wajah karunia Tuhan hanyalah sebuah awal. Anda bisa meningkatkan atau justru menurunkan kadarnya. Kecantikan di permukaan kulit saja tidak ada artinya. Semua terserah Anda. Orang cantik akan terlihat lebih cantik jika di dalam hatinya juga cantik.