Pelajaran berasal dari kata ajar yang mendapat konfiks pe- dan –an. Secara harfiah, dalam kamus bahasa Indonesia, ajar artinya adalah petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui (diturut). Dari pengertian di atas, tersirat bahwa ajar adalah hal yang bisa dikatakan sebagai acuan.
Pelajaran Dan Anak Sekolah
Istilah pelajaran, sangat akrab di kalangan anak usia sekolah. Dari mulai sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas. Mereka mengenal istilah ini dalam bentuk ilmu yang memang berhak mereka dapatkan, misalnya Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berisi ilmu-ilmu yang mengajarkan bagaimana caranya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Ketika membicarakan pelajaran dalam cakupannya anak sekolah, tentu saja apa yang dibicarakan adalah pelajaran secara kelimuan. Mata pelajaran atau MATPEL adalah hal yang akrab bagi mereka. Dari Senin hingga Sabtu, MATPEL yang mereka dapatkan akan mengajarkan mereka tentang sesuatu hal. Dalam hal ini ilmu pengetahuan.
Pelajaran Yang Digemari Dan Yang Dibenci
Pelajaran sekolah menjadi fenomena tersendiri bagi anak-anak sekolah. Pelajaran menawarkan dua hal, kebencian dan perasaan tertekan, serta kegembiraan dan perasaan menjadi dirinya sendiri. Jika mau melihat fenomena sekolah dari sisi kejiwaan, ini sangat menarik. Pelajaran bisa berpengaruh besar dalam semangat serta suasana hati anak-anak.
Anda tentu pernah mendengar istilah MATPEL kesukaan, bukan? Nah, MATPEL kesukaan ibarat sebuah hiburan tersendiri bagi anak-anak di tengah padatnya aktivitas. MATPEL kesukaaan akan membuat mereka bersemangat untuk melakukannya.
Berbeda dengan MATPEL yang sama sekali tidak digemari. Penyebab mengapa MATPEL tersebut bisa sampai tidak digemari, biasanya adalah karena ketidakmampuan anak tersebut dalam menaklukkan pelajaran. Padahal si anak sudah sangat berusaha. Jika dipaksakan, anak akan merasa tertekan dalam sama sekali tidak ingin bersentuhan dengan MATPEL tersebut.
Pada akhirnya, MATPEL dibedakan menjadi dua jenis. MATPEL yang digemari dan yang dibenci. Kedua pelajaran tersebut nantinya akan mendapatkan prioritas yang berbeda dari tiap-tiap anak. Jika membaginya membagi dua, jawaban yang berbeda pasti akan diberikan oleh masing-masing siswa. Seperti berikut ini.
Matematika
MATPEL ini berhasil membuat sebagian anak-anak berpikir keras untuk memahami. MATPELMatematika berpotensi cukup besar untuk menjadi MATPEL yang tidak disukai karena tak jarang berhasil membuat si anak tertekan karena ketidakmampuannya. Rumus yang pasti akan menyulitkan bagi mereka.
Matematika adalah MATPEL yang sulit untuk ditaklukkan sudah berubah menjadi ancaman. Sebagian besar anak-anak menganggap Matematika ini sebagai MATPEL yang sulit. Nilai yang tidak begitu besar adalah keidentikan yang lekat dengan MATPEL ini.
Fisika
MATPELlink:18038]Fisika[/link] juga merupakan salah satu MATPEL yang menyulitkan. Menghafalkan rumus-rumus Fisika yang tidak bisa dikarang ketika lupa adalah faktor utama mengapa MATPEL ini dianggap menjijikkan. Belum lagi, ditambah dengan tenaga guru yang killer. Sungguh sebuah perpaduan yang sempurna.
Biologi
MATPEL ini juga menjadi salah satu MATPEL yang menyulitkan tetapi sekaligus menarik. Terutama mereka yang sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup. Biologi akan menjadi penyegaran bagi mereka di tengah ilmu-ilmu sains lainnya seperti Kimia dan Fisika.
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki posisi yang berbeda. MATPEL ini terkadang dianggap sebagai mata MATPEL yang tidak penting untuk diajarkan. Toh tanpa belajar kita sudah mampu berbahasa Indonesia, begitulah kira-kira yang terlintas. Padahal, bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari adalah tidak semuanya benar secara aturan. Nah, untuk mengetahui seperti apa yang benar, MATPEL Bahasa Indonesia akan sangat membantu.
Sebagian besar anak-anak pada akhrinya menganggap MATPEL Bahasa Indonesia sebagai MATPEL yang mudah. Tetapi, tak jarang juga ada di antara mereka yang justru terjebak oleh sesuatu yang dianggap mudah tersebut. Hasilnya, Bahasa Indonesia digolongkan menjadi MATPEL yang gampang gampang susah.
Olahraga
Nah, MATPEL yang satu ini juga memiliki cerita yang cukup unik. Sebagian besar anak-anak menyukai MATPEL ini. sebagian lagi tidak menyukainya. MATPEL olahraga biasanya dilakukan di luar kelas, bagi anak-anak yang aktif, ini tentu menyegarkan. Tetapi, bagi anak-anak yang cenderung malas, ini tentu bukan hal yang menarik.
Panasnya terik matahari serta keringat yang menetes akibat bergerak merupakan dua hal yang sama sekali tidak menyenangkan. Walaupun terdengar aneh, hal ini terjadi di kalangan anak sekolah.
Kerajinan Tangan
MATPEL yang satu ini, juga memiliki dua sisi. Digemari sekaligus dibenci. Mereka yang merasa dirinya kurang kreatif dan kurang berbakat pasti akan sangat tertekan ketika MATPEL ini berlangsung. Dijamin, ketika guru memerintahkan para murid untuk membuat satu kerajinan tangan, Si anak yang tidak menggemri MATPEL ini akan berkeringat dingin.
Pelajaran Hidup
Ketika membicarakan pelajaran secara lebih luas, pelajaran di sekolah bukan hanya menjadi satu-satunya hal yang dibahas. Bahkan mungkin memang sama sekali tidak ada hubungannya. Pelajaran dalam skala yang lebih luas, biasanya berkaitan dengan pelajaran hidup.
Sepanjang usianya, manusia tidak berhenti belajar. Percaya atau tidak? Belajar yang dimaksud bukan kegiatan menghadap meja dan papan tulis. Tetapi belajar yang dimaksud adalah memahami hal-hal yang ada di sekitar secara lebih luas. Pelajaran tentang hidup adalah yang dimaksud dengan belajar yang satu ini.
Terdengar klise, tapi hakikatnya memang demikian. Pelajaran tentang kehidupan, teorinya tidak berasal dari buku-buku pelajaran, tetapi dari apa yang terjadi di sekitar kehidupan. Belajar ilmu yang satu ini tidak hanya bisa didapatkan di bangku sekolah. Pelajaran hidup bisa didapatkan di pasar, di jalanan, di rumah sakit, di manapun. Mendapatkannya juga tidak memerlukan biaya seperti MATPEL sekolah pada umumnya. Semuanya gratis.
MATPEL di sekolah yang sedikit menyerempet pada pelajaran hidup adalah MATPEL Kewarganegaraan atau zaman dulu disebut Pendidikan Moral dan Pancasila. Dalam MATPEL tersebut, diajarkan beberapa sikap-sikap baik yang memang sudah selayaknya dilakukan oleh seorang manusia. Seperti jujur, tenggang rasa, dan lapang dada.
Berhasil tidaknya seseorang dalam MATPEL tersebut dapat dilihat dari sikap. Ilmu tentang Pendidikan Moral dan Pancasila berkaitan langsung dengan kehidupan. Pendidikan ini biasanya diberikan pada anak-anak sekolah dasar. Menanamkan nilai-nilai baik sejak dini pada mereka diharapkan dapat membentuk pribadi yang juga baik pada saat mereka besar nanti.
Seiring berjalannya waktu, teori tentang kejujuran, tenggang rasa dan lapang dada, akan dipraktikkan sendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Ilmu-ilmu tersebut tidak akan berhenti dipelajari sebatas di bangku sekolah dan sebatas anak tersebut mendapatkan nilai baik.
Pelajaran tentang hidup ini akan terus menjadi ilmu yang diulik sepanjang hayat. Belajar menjadi pribadi yang ideal dengan menerapkan sikap-sikap baik tersebut dalam kehidupannya akan membantu menjalani kehidupan yang katanya fana ini.
Sebagai orangtua, Anda juga berkewajiban untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran tentang kehidupan. Karena pada akhirnya ada dua bekal yang sangat berguna bagi kehidupan anak-anak, bekal ilmu dan bekal perilaku. Selamat belajar!