Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pengertian Perilaku Konsumsi Masyarakat Dan Jenisnya

Pengertian Perilaku Konsumsi Masyarakat Dan Jenisnya

Pengertian Perilaku Konsumsi – Hal yang menarik jika kita melihat perilaku konsumsi masyarakat secara luas. Jika kita ditanya, hal apakah yang kita peringati ketika tanggal 21 April? Maka hampir semua orang mengetahui bahwa hari tersebut adalah Hari Kartini. Namun, jika ditanya tanggal 20 April itu peringatan hari apa? Maka, dipastikan tidak akan banyak orang yang tahu atau bahkan jangan-jangan tidak ada yang mengetahui hal tersebut.

Pada tanggal 20 April diperingati sebagai Hari Konsumen Nasional. Tidak banyak orang yang tahu karena berdasarkan penelitian, kesadaran konsumen Indonesia mengenai hak dan kewajibannya masih sangat rendah.

Hal tersebut dapat Anda lihat dari rendahnya jumlah suara pengaduan konsumen ke lembaga perlindungan konsumen di Indonesia. Di luar negeri, suara pengaduan konsumen dapat mencapai puluhan orang dalam sehari.

Tidak heran, jika masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat yang gemar berbelanja (konsumerisme). Hal ini karena masyarakat hanya dapat mengonsumsi barang atau jasa tanpa memikirkan lebih jauh mengenai produk yang akan dibelinya. Oleh karena itu, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang memiliki pangsa pasar yang tinggi untuk barang-barang impor.

Perilaku konsumsi memang tidak salah karena konsumen selalu membutuhkan barang dan jasa. Akan tetapi, jika perilaku tersebut sudah mengarah ke arah yang berlebihan, maka hal tersebut perlu diwaspadai oleh masyarakat.

Perilaku Konsumsi dan Konsumerisme

Perilaku Konsumsi dan Konsumerisme

Perilaku konsumsi dan konsumerisme adalah hal yang berbeda. Konsumsi merupakan aktivitas mencari, menukar, membeli, menggunakan, dan sebagainya, atas barang atau jasa untuk mencukupi kebutuhan hidup seseorang sedangkan konsumerisme merupakan paham seseorang yang senang bahkan bahagia ketika dapat meningkatkan aktivitas konsumsi atas barang dan jasa.

Perubahan budaya seperti moderenisasi dapat mendorong peningkatan konsumerisme. Beberapa faktor yang dapat mendorong aktivitas konsumsi disampaikan oleh James F. Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard (dalah Saladin, 2003:19), yaitu pengaruh lingkungan yang meliputi budaya, kelas sosial, latar belakang keluarga, dan situasi. Hal ini akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan ketika konsumsi.

Selain itu, perbedaan dan pengaruh individu dalam motivasi, pengetahuan, sikap, dan gaya hidup merupakan faktor internal seseorang dalam berperilaku komsumtif. Di samping itu, proses psikologis yang terdiri atas pengolahan informasi dan perubahan sikap dan perilaku konsumen.

Berdasarkan tipe-tipe perilaku konsumen saat pembelian produk, Wilkie (1990) mengklasifikasikannya menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

1. Pengalokasian budget, konsumen tipe ini sebelum membeli barang atau jasa akan melakukan berbagai pertimbangan seperti bagaimana mengumpulkan dana untuk membeli barang atau jasa tersebut? Kapan waktu yang tepat untuk membelanjakannya? Dan apakah perlu meminjam uang?

2. Membeli atau tidak.

3. Pemilihan tempat untuk pembelian produk.

4. Keputusan atas merek dan gaya.

Selain tipe tersebut, perilaku konsumsi juga memiliki beberapa sifat, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Perilaku yang bersifat dinamis

Konsumen memiliki perilaku dinamis karena perubahan pola pikir, pengetahuan, gaya hidup, dan sebagainya. Hal ini akan mendorong produsen untuk melakukan riset pasar.

Saat ini, riset pasar dapat dilakukan dengan menggunakan media online yang secara langsung diterapkan kepada konsumen. Hasilnya, kemungkinan besar strategi pemasaran dapat berhasil di suatu tempat tetapi gagal di tempat lain. Dinamika ini membuat produsen mengeluarkan budget tertentu untuk riset pasar guna keberhasilan pemasaran produknya.

2. Perilaku yang melibatkan interaksi

Perilaku ini memperlihatkan konsumen yang cenderung untuk memutuskan membeli atau tidak, karena faktor interaksi dengan penjual. Konsumen selalu melihat bagaimana penjual begitu gigih menawarkan produk, mengatakan kelebihan-kelebihan produknya, dan sebagainya.

Cara tersebut dilakukan karena perusahaan sadar bahwa interaksi dengan konsumen akan mampu merubah pemikiran, pengetahuan, dan sikap dari konsumen itu sendiri. Akhirnya, konsumen dapat mengubah keputusannya dalam membeli barang atau jasa.

3. Perilaku yang melibatkan pertukaran

Perilaku ini memperlihatkan konsumen yang melakukan pertukaran dalam aktivitas konsumsinya. Konsumen ada yang memberikan dan menerima barang atau jasa.

Pertukaran yang dilakukan konsumen dapat dicontohkan dengan aktivitas tukar tambah. Saat ini, konsumen melakukan tukar tambah demi mendapatkan barang atau jasa yang mereka inginkan dan hal tersebut sudah bukan lagi hal yang asing dalam masyarakat.

Pertumbuhan Konsumerisme

Pertumbuhan Konsumerisme

Terdapat lebih dari 1,7 milyar konsumen di dunia. Amerika utara, Eropa Barat, Australia, dan New Zealand merupakan negara yang memiliki jumlah konsumen terbesar dari aktivitas konsumsi di dunia sedangkan Asia Selatan dan Afrika merupakan negara dengan aktivitas konsumsi yang rendah.

Amerika Serikat menjadi negara dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Konsumsi Amerika terhadap gas alam, jagung, kopi, karet, aluminium, dan sebagainya. Konsumsi tersebut adalah konsumsi yang berjumlah lebih tinggi daripada di negara lain.

Setelah abad ke 20, perilaku konsumsi dalam masyarakat dunia mengalami perubahan. Jika awalnya, masyarakat banyak mengkonsumsi barang-barang hasil sektor pertanian secara umum, maka saat ini, konsumen lebih banyak menggunakan barang-barang dari sektor industri. Selain itu, ketersediaan pinjaman bank dan kartu kredit semakin meningkatkan aktivitas konsumsi.

Dewasa ini, pola konsumsi dengan penggunaan kartu kredit menunjukkan kelas-kelas sosial, tingkat penghasilan, dan gaya hidup seseorang. Di Amerika Serikat, kelas sosial rendah menggunakan kartu kredit untuk angsuran, sedangkan kelas sosial atas menggunakannya untuk kemudahan aktivitas konsumsi.

Konsumen menggunakan kartu kredit dengan tiga alasan. Pertama, konsumen membutuhkan kredit untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kedua, konsumen merasa nyaman ketika tidak perlu membawa uang dalam jumlah banyak. Ketiga, konsumen memahami perhitungan keuntungan ketika membeli barang atau jasa sekarang dan membayar di kemudian hari.

Beberapa alasan tersebut memperlihatkan tingkat konsumerisme dan hal tersebut ditunjukkan oleh alasan pertama dan ketiga. Selain kemudahan fasilitas untuk aktivitas konsumsi, konsumerisme juga didorong oleh perasaan dan emosi.

Hal ini tersebut dapat terlihat dari perbandingan kaum hawa dan kaum laki-laki dalam aktivitas konsumsi. Jika Anda amati, kaum hawa memang lebih gemar berbelanja daripada kaum pria. Wanita lebih cenderung mengedepankan perasaan daripada pemikirannya.

Selain itu, kecenderungan wanita yang menyukai penampilan yang serba indah. Tidak heran, jika label sebagai konsumer yang memiliki aktivitas konsumsi yang tinggi ada pada kaum hawa.

Konsumen Harus Cerdas

Konsumen Harus Cerdas

Anda harus menjadi konsumen yang cerdas. Hal itu penting untuk menjaga uang Anda agar tidak terbuang sia-sia. Tidaklah sulit untuk menjadi konsumen yang cerdas. Konsumen yang cerdas hanya perlu mengetahui hak dan perlindungan konsumsi. Bagaimana caranya?

Pertama, ketika membeli barang atau jasa sebaiknya Anda memeriksa terlebih dahulu tentang produk yang akan Anda beli. Anda dapat memperhatikan label, tanggal kadaluarsa, komposisi, kartu garansi, standar kualitas, dan sebagainya.

Lebih baik lagi, jika Anda mencari review produk sebelum Anda membeli barang atau jasa. Selain itu, hal yang penting bagi Anda adalah membeli barang atau jasa sesuai kebutuhan bukan keinginan, sehingga Anda tidak mudah terbujuk rayuan harga diskon.

Kedua, Anda harus menjadi konsumen yang memperhatikan pola konsumsi yang sehat, ramah lingkungan, dan menggunakan produk dalam negeri. Jika Anda melakukan pola konsumsi yang sehat, maka Anda akan mendukung produsen untuk membuat produk-produk yang sehat dan turut mendidik masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat.

Jika Anda mengonsumsi produk yang ramah lingkungan, maka Anda telah ikut serta untuk menjaga kelestarian lingkungan. Terakhir, jika Anda menggunakan produk dalam negeri, maka Anda turut mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi.

Banyak manfaat yang akan Anda peroleh jika menerapkan cara konsumsi yang cerdas, antara lain Anda mendapatkan barang atau jasa yang berkualitas, mendapatkan produk yang layak konsumsi, uang Anda akan terbelanjakan secara tepat dan bijak, dan Anda akan terhindar dari konsumerisme. Jadi, tidak ada salahnya untuk mulai menjadi konsumen cerdas.

Share:

Mangaip

Halo perkenalkan nama saya Mangaip. Saya merupakan konten kreator, influencer, dan penulis di blog ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News. Gabung juga ke channel Telegram untuk mendapatkan terbaru Gabung Telegram ya Bestie!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *