Don't Show Again Yes, I would!

Potensi Terpendam Pada Pohon Genitri

Potensi Terpendam Pada Pohon Genitri
Table of contents: [Hide] [Show]

Pohon Genitri juga dikenal dengan nama Rudraksha, Ganitri, Jenitri atau dengan nama latin Elaeocarpus Ganitrus. Rudraksha dalam bahasa India memiliki arti mata Siwa, kata Rudra merujuk pada Dewa Siwa dan Aksa berarti mata. Orang Hindu meyakini airmata Dewa Siwa jatuh ke bumi dan tumbuh menjadi  pohon Rudraksha atau pohon Genitri.

Di Indonesia, pohon ini lebih sering dijumpai sebagai pohon pelindung sebab memiliki daun yang rimbun dan dapat tumbuh di mana saja mulai dari dataran rendah hingga ke lereng-lereng bukit. Pohon ini juga berfungsi sebagai pembersih udara sebab mampu menghisap polutan dari asap kendaraan bermotor maupun pabrik. Selain menghisap polutan, pohon ini menghasilkan oksigen yang membuat udara lebih segar dan bersih. Karenanya pohon ini cocok ditanam di tepi-tepi jalan, di lingkungan pabrik yang mengeluarkan gas buangan dan di kawasan tengah kota yang padat penduduk untuk memberikan pasokan udara yang segar dan bersih.

Pohon ini memiliki penampilan yang khas yakni cabang-cabang kayu dengan daun bergerigi yang agak runcing di bagian ujung dan juga memiliki bunga serta buah. Buahnya berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih 1/2 cm hingga 2 cm, bila buah sudah cukup tua maka warnanya yang hijau akan berubah perlahan menjadi warna biru tua. Bila buah ini dikupas, maka akan terlihat biji Genitri dengan permukaan yang bergerigi mirip bentuk gerigi pada biji papaya. Biji Pohon Genitri yang sudah tua dan kering memiliki lapisan pelindung yang amat keras dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Potensi Biji Genitri

Potensi Biji Genitri

Nah, lantas dimana potensi terpendam pohon ini? Potensi terbesar pohon ini terletak pada bijinya. Biji yang dihasilkan dari buah yang sudah cukup tua memiliki nilai jual yang tinggi. Biji Pohon Genitri biasanya digunakan untuk membuat perlengkapan ibadah seperti tasbih bagi umat muslim, Rosario bagi umat nasrani, Mala yang dipakai umat Buddha dan perlengkapan ibadah umat Hindu. Karena itu pula, tak mengherankan bila biji pohon Genitri banyak diekspor ke negara India dan Nepal.

Di dalam negeri, pengrajin tasbih dari biji pohon Genitri menjual tasbih-tasbih buatan mereka dengan harga mulai dari Rp. 50.000,- hingga Rp. 100.000,- per tasbih. Biji Genitri dengan keunikan polanya juga digunakan pada kalung-kalung perhiasan para wanita. Semakin unik lekukan-lekukan pada permukaan biji Genitri, maka semakin mahal pula harga biji Genitri yang nantinya khusus digunakan pada berbagai asesoris wanita.

Untuk memperoleh biji Genitri, buah-buah Genitri yang sudah tua dan berwarna biru tua direbus terlebih dahulu selama lebih kurang dua jam. Lantas buah-buah tersebut dimasukkan ke dalam karung dan diinjak-injak. Ini dilakukan untuk memudahkan proses pengelupasan kulit buah Genitri. Selanjutnya dilakukan pemisahan antara biji Genitri dan kulit yang sudah terkelupas. Setelah itu barulah biji pohon Genitri dikeringkan dengan cara dijemur selama lebih kurang satu hari. Proses berikutnya, biji-biji Genitri dipisah-pisahkan sesuai dengan ukurannya.

Biji-biji Genitri memang harus dipisah-pisahkan sesuai ukurannya, sebab harga jual biji pohon Genitri ini bergantung pada ukurannya. Semakin besar ukuran bijinya maka harganya akan semakin mahal pula. Sebagai gambaran saja, biji pohon Genitri dengan ukuran kurang lebih 6 mm dihargai sebesar Rp150,- per butir, sedangkan biji Genitri ukuran 7,5 mm dihargai Rp. 60,- per butir.

Tetapi khusus untuk biji Genitri dengan ukuran lebih dari 10,5 cm dipatok harga Rp2500,- per kilogram. Setiap pohon biasanya mampu menghasilkan hingga 2000 buah dan pada usia pohon 5 hingga 7 tahun jumlah buah akan terus bertambah hingga mencapai lima kali lipat.  Sekarang, Anda bisa membayangkan sendiri berapa penghasilan yang bisa diperoleh dari buah pohon ini bukan?

Tak hanya sebagai bahan pembuatan perlengkapan ibadah saja, biji pohon Genitri juga digunakan dalam dunia industri sebagai bahan penyamakan kulit dan bahan penelitian obat. Biji Genitri mengandung elektromagnetik, pergerakan listrik, induksi listrik dan kapasitansi listrik. Karena itu, biji Genitri yang dikalungkan dapat menyentuh otak pusat dan menimbulkan pikiran positif dan pikiran tenang. Selain itu biji pohon Genitri yang direndam semalaman dan diminum ketika perut sedang kosong bisa memberi efek ketenangan dan mampu menurunkan hipertensi.

Biji Genitri juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit antara lain penyakit yang berkaitan dengan hati, radang sendi, asma dan epilesi serta melindungi dari kanker, pembengkakan dan bakteri. Selain bijinya yang memiliki segudang manfaat, kayu pohon ini setara dengan kayu mahoni. Jadi, kayunya juga digunakan untuk berbagai keperluan. Sedangkan daunnya bisa diolah menjadi minyak Genitri yang digunakan untuk keperluan pengobatan dan kecantikan.

Budidaya Pohon Genitri

Budidaya Pohon Genitri

Meski potensi pohon yang satu ini begitu banyak, tetapi belum banyak orang yang membudidayakan pohon ini. Padahal permintaan biji Genitri semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pembudidayaan pohon ini sesungguhnya tidaklah rumit. Jenis pohon ini bisa tumbuh dimana saja. Saat ini tersedia dua pilihan bibit pohon yakni jenis super dan jenis lokal. Jenis super atau unggulan yang diperoleh dari cara penyetekan dapat diperoleh dengan kisaran harga Rp. 40.000,- hingga Rp. 50.000,- bergantung pada usia bibit pohon.

Pada lahan yang luas, jarak tanam pohon bisa selebar 6x6m. Namun pada lahan sempit jarak tanam ini bisa dipersempit menjadi 4x4m. seperti tanaman-tanaman lainnya, masa-masa awal pertumbuhan pohon ini membutuhkan pemupukan dan penyiraman. Selanjutnya bila sudah mencapai usia 2 tahun, batang pohon ini dikerat seperti halnya pengeratan yang biasa dilakukan pada pohon karet. Tujuannya, agar buah-buah yang dihasilkan memiliki ukuran yang mini.

Pohon dari jenis lokal biasanya mencapai tinggi kurang lebih 10 hingga 15 meter, sedangkan pohon dari jenis super untuk usia sekitar 4 tahun memiliki tinggi 4 hingga 6 meter. Jenis super yang pendek tentunya memudahkan proses pemanenan biji, sementara jenis lokal membutuhkan tenaga dan peralatan yang memadai untuk proses pemanenan. Jenis super juga sudah bisa menghasilkan biji di usia 2 tahun, sedangkan jenis lokal membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan buah yakni sekitar 6 hingga 7 tahun.

Nah, bila Anda tertarik dan ingin belajar lebih banyak mengenai budidaya pohon ini, bertandanglah ke dua daerah yang saat ini telah membudidayakan pohon ini yakni Kebumen tepatnya di daerah Sruweng dan di Cilacap.  Di dua daerah ini ketika musim panen tiba, banyak pembeli biji pohon Genitri yang berdatangan untuk membeli hasil panenan.

Bahkan pembeli dari luar negeri pun tak segan untuk memantau kegiatan pemanenan dan siap membeli biji-biji kering yang dihasilkan. Anda pun bisa melihat proses memanenan dan pengeringan buah Genitri dan sekaligus membeli bibit-bibit pohon dari jenis super untuk ditanam sendiri. Tak masalah bila Anda memiliki lahan yang sempit. Pekarangan belakang dan samping rumah juga bisa dimanfaatkan sebagai ruang untuk menanam pohon ini. Tunggu apalagi, budidaya pohon Genitri bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Share:

Mangaip

Halo perkenalkan nama saya Mangaip. Saya merupakan konten kreator, influencer, dan penulis di blog ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News. Gabung juga ke channel Telegram untuk mendapatkan terbaru Gabung Telegram ya Bestie!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *