Sejarah Peternakan, Telah Dimulai Sejak 9000 SM – Kegiatan peternakan bisa didefinisikan sebagai upaya perkembang biakan atau budi daya hewan-hewan tertentu sehingga diperoleh manfaat dari hasil dari kegiatannya. Prinsip dasar dari peternakan adalah mencari keuntungan atau manfaat dari kegiatanya yang dilakukannya.
Dengan demikian kegiatan peternakan tidak hanya terbatas pada bagaimana cara memelihara, tapi bagaimana caranya mencari keuntungan dari kegiatan budi daya tersebut. Pada saat memikirkan bagaimana mencari keuntungan, maka seseorang sesederhana apapun akan bertemu dengan prinsip-prinsip usaha dan prinsip-prinsip produksi. Hal inilah yang disadari oleh seorang calon peternak.
Dilihat dari jenis hewan yang diternakan atau dikembangbiakan, kegiatan peternakan bisa dibedakan menjadi dua macam peternakan. Pertama adalah peternakan hewan besar, ketika yang dikelola atau dibudidayakan adalah hewan-hewan besar seperti kerbau, sapi, kuda dan yang sejenisnya. Sedangkan yang kedua adalah peternakan hewan kecil, manakala yang diternakan atau dikelola dan dibudidayakan adalah hewan-hewan kecil ayam, burung puyuh dan yang sejenisnya.
Sejarah Peternakan Secara Singkat
Dari beberapa sumber kepustakaan diketahui bahwa usaha peternakan sudah dimulai sekitar 9000 sebelum Masehi. Catatan waktu ini merujuk kepada kegiatan pembudidayaan kambing, domba dan anjing. Kegiatan peternakan mulai berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya manusia dan mulai hidup menetap membentuk sebuah perkampungan, seperti mulai terjadi pada jaman neolitikum.
Pada masa manusia mulai tinggal menetap ini, peternakan domba dan kambing yang pada awalnya hanya dimanfaatkan dagingnya, kini bertambah dengan memanfaatkan susu dan kulitnya untuk dijadikan kain wol. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan, maka manusia pada waktu itu mulai menambah jenis hewan yang diternakan seperti kuda, unta, babi dan hewan lainnya.
Seiring berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, usaha peternakan pun mulai merasakan manfaat tambahan, karena masalah-masalah yang menjadi kendala dalam peternakan selama ini seperti mengatasi penyakit dan bagaimana mengawetkan daging-daging ternak pun mulai terjawab.
Beberapa perguruan tinggi mulai menghasil dokter hewan yang segera bisa menjawab kendala menghadapi hewan ternak yang sakit atau mendadak mati. Seorang ahli gizi dan budidaya bisa mulai memikirkan bagaimana menghasilkan hewan ternak yang sehat, menghasilkan banyak daging berkualitas sekaligus memikirkan cara mengawetkan daging.
Begitulah pada akhirnya kegiatan peternakan menjadi usaha bersama dan terus berkembang dalam skala yang lebih besar, seperti halnya industri lain. Namun sekalipun kegiatan peternakan telah berubah dalam skala besar, beberapa peternak dengan keterbatas modal dan pengetahuan, masih saja melakukan kegiatan peternakan ini dalam skala kecil sampai dengan jaman serba maju seperti sekarang ini. Sementara itu pemerintah telah menjadikan kegiatan peternakan sebagai salah satu upaya untuk memperoleh ketahanan pangan dan mengatasi kemiskinan.
Manajemen Pemeliharaan Peternakan
Sebuah manajemen dibuat agar dalam segala kegiatan selalu menghasilkan sesuatu yang optimal dengan waktu atau pengorbanan sedikit mungkin. Hal yang sama dilakukan dalam kegiatan usaha peternakan. Manajemen pemeliharaan peternakan ini dibutuhkan agar siapapun yang mengelola usaha ternak, di mana pun usaha itu dilakukan, akan senantiasa memberikan keuntungan yang optimal bagi pengelolanya.
Dalam sebuah manajemen peternakan, hal-hal penting yang turut diperhatikan adalah sejak pemilihan bibit ternak, kemudian bagaimana pemberian pakan, mengelola kandang yang sehat, memperhatikan kesehatan hewan ternak, bagaimana sistem reproduksi untuk memperbanyak hewan ternak yang diternakan dan tentu saja hal yang tak kalah pentingnya adalah penata laksanaan pemasaran peternakan.
Seorang peternak professional tentu saja harus mulai berpikir hewan apa yang akan dibudidayakan, kemudian bagaimana memilih bibit hewan ternak yang baik. Pemilihan bibit menjadi hal yang krusial, karena menjadi salah satu faktor yang akan menentukan apakah hewan yang akan diternakan itu memberi keuntungan yang optimal atau tidak. Beberapa ahli peternakan memiliki kemampuan yang memadai untuk memilih hewan mana yang layak dijadikan bibit dan mana yang tidak baik.
Setelah memilih bibit peternakan yang baik, langkah selanjutnya adalah bagaimana memilih pakan yang baik. Pemilihan pakan yang tepat semakin memberi kesempatan kepada peternak untuk menghasilkan hewan ternak yang produktif dalam arti kelak bisa memberikan hasil peternakan yang optimal.
Terkait secara integral, adalah bagaimana mengelola kandang yang baik dan sehat, memberikan dan memperhatikan hewan ternak serta bagaimana mengembiakkan sesuatu dengan sistem reproduksi masing-masing hewan. Ketika semua itu berjalan dengan baik, menghasilkan produksi peternakan yang optimal, belum menjamin akan memberikan hasil peternakan yang optimal kepada peternak manakala tidak didukung oleh tenaga pemasaran.
Macam-Macam Hewan Ternak
Seiring berkembangnya jaman, jenis hewan ternak yang dibudidayakan pun semakin banyak, tidak terbatas pada hewan-hewan yang sejak jaman dahulu sudah mulai diternakan secara tradisional. Bayangkan saja selain kerbau, sapi, domba, babi, ayam dan kelinci, kini muncul peternakan-peternakan hewan lain seperti burung puyuh, belut, ulat sutera, katak hijau dan ternak lebah madu. Hewan-hewan ini diternakan karena memang dapat diambil manfaatnya secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Pangsa pasar untuk hewan-hewan ternak yang disebutkan belakangan pun besar terutama kebutuhan untuk kota-kota besar.
Dengan kemajuan teknologi peternakan sekarang ini tak hanya mengambil manfaat secara langsung dari hewan yang diternakan, dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan peternakan pun sudah mulai bisa dimanfaatkan seperti kotoran hewan ternak untuk bahan dasar pupuk alami.
Lebah Apis Mellifera yang berasal dari Australia mulai banyak diternakan orang. Lebah Apis ini dibudidayakan bukan karena ingin diambil madunya, melainkan menjadi hewan yang berjasa dalam proses penyerbukan tanaman. Beberapa perkebunan besar di tanah air telah secara serius menyewa jasa koloni lebah ini untuk membantu proses penyerbukan tanaman di perkebunannya.
Cara Beternak Ayam Negeri di Area Peternakan
Ayam boiler atau lebih dikenal sebagai ayam negeri, termasuk hewan ternak yang terus diternakan orang baik dalam sekala kecil maupun sekala industri. Tentu saja perkembangan kegiatan peternakan hewan bukan ras ini terutama karena permintaan pasar yang terus berkembang, baik untuk dikonsumsi langsung maupun sebagai bahan pembuatan kue. Bila anda termasuk yang serius ingin membuka peternakan ayam negeri ini, hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana memilih varietas bibit yang baik.
Ada tiga varietas ayam yang bisa Anda coba untuk kembangkan, yaitu ayam petelur, ayam potong dan ayam yang diternakan untuk kedua tujuan tadi. Artinya selain diambil telurnya, pada masa mulai menurun atau mulai kurang produktif, bisa juga menjadi ayam potong. Varietas terbaik dari ayam petelur mulai bisa bertelur pada usia 5 bulan dan bisa bertahan sampai dengan 10 tahun. Satu tahun ayam petelur yang baik bisa menghasilkan 250 butir. Usia produktif dari ayam petelur adalah pada tahun pertama bertelur, kemudian secara berangsur-angsur menurun seiring bertambah usianya.
Ada dua jenis telur yang dihasilkan ayam petelur yaitu telur berwarna coklat dan telur berwarna putih. Ayam penghasil telur putih yang terbaik adalah ayam ras Leghorn, Anconas, California White dan ayam Minorcas. Sekalipun Leghorna paling baik menghasilkan telur putih, namun ayam ini terkenal berisik dan suka terbang. Jadi kalau akan diternakan harus dipikirkan matang-matang agar kandangnya tetap aman melindungan agresivitas ayam ini.
Sementara untuk menghasilkan telur berwarna coklat, ayam terbaik sekarang ini adalah dari jenis ayam hibrida yakni hasil perkawinan ayam petelur Rhode Islands Red dengan Neh Hampshire. Bagaimana? Apakah Anda juga tertarik untuk membuka peternakan? Patut dicoba!