Don't Show Again Yes, I would!

Struktur Cerita Petualangan Dalam Karya Sastra

Struktur Cerita Petualangan Dalam Karya Sastra

Struktur Cerita Petualangan Dalam Karya Sastra – Petualangan sudah menjadi salah satu topik yang seringkali digunakan untuk membuat jalan cerita dalam karya sastra. Cerita-cerita jenis ini tidak hanya menjadi konsumsi dari anak-anak saja, namun banyak juga orang dewasa.

Oleh karena itu, kita masih bisa melihat banyaknya karya-karya baru yang tetap menggunakan kisah-kisah perjalanan, sebagai ide utama cerita dalam karya sastra. Rata-rata cerita yang berlatar belakang kisah perjalanan karakter hero yang bertualang dari satu tempat menuju ke tempat lainnya pada dasarnya mengikuti struktur tertentu yang biasa juga disebut dengan stukturheroic journey.

Heroic journey tidak semerta-merta membahas struktur dari perjalanan ksatria-an, tapi struktur ini bisa juga dipakai untuk membentuk kisah-kisah petualanagan yang dilakukan oleh orang biasa atau bahkan anak-anak.

Struktur Cerita Petualangan Ala Joseph Cambell

Struktur Cerita Petualangan Ala Joseph Cambell

Kebanyakan karya sastra mengikuti strukur dariheroic journeyuntuk membentuk plot yang mereka inginkan, meski ada beberapa penulis yang tidak memasukkan beberapa bagian struktur ke dalam karya mereka.Heroic journeyjuga dikenal dengan sebutanmonomythyang strukturnya dirangkum oleh Joseph Cambell.

Struktur yang dibentuk oleh Cambell inilah yang menjadi salah satu standar struktur kisah-kisah perjalanan kepahlawanan.Struktur petualangan Cambell, antara lain:

Depature

Departure - Struktur Cerita Petualangan Dalam Karya Sastra -4

Merupakan fase tahapan pertama yang memulai perjalanan karakter hero untuk melakukan petualangan. Fase ini terbagi menjadi 4 tahapan lain, yaitu“the call of adventure” yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia sebagai panggilan untuk berpetualang.

Pada fase ini karakter hero biasanya mendapatkan bisikan untuk bertualang dan meningkalkan tempat di mana dia tinggal beserta keluarganya. Kadang kala bisikan untuk bertualang disebabkan oleh lingkungan sosial tempat karakter hero berasal, namun ada kalanya keinginan untuk bertualang itu berasal dari karakter itu sendiri.

Kedua, “refusal of the call” merupakan fase penolakan karakter hero untuk melakukan petualangan yang biasanya menyertai panggilan untuk bertualang. Penolakan ini terjadi akibat adanya rasa tidak tidak aman atau ketakutan di dalam diri karakter untuk tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Ketiga, “supernatural aid” atau bantuan supranatural. Biasanya juga akan muncul ketika karakter hero telah memutuskan untuk melakukan perjalanan tersebut.

Kemudian diikuti oleh fase “the crossing of the first thereshold” yang merupakan fase di mana karakter hero akan melintasi titik amannya dan menuju tempat yang sama sekali belum pernah dia ketahui sebelumnya, dan bersiap-siap untuk menghadapi segala macam cobaan dan halangan untuk menyelesaikan tugasnya dengan sukses.

Initiation

Ini merupakan fase selanjutnya yang akan dihadapi oleh karakter hero dalam melaksanakan petualangan. Fase ini berisikan segala jenis tantangan dan halangan yang dilalui oleh karakter hero dalam menyelesaikan misi nya. Pertama, fase “the road of trials”. Berisikan segala macam halangan dan cobaan yang menghalangi karakter hero untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Karakter hero tidak selalu berhasil melaksanakan tugas atau menghadapi segala bentuk cobaan yang diberikan, namun karakter hero ini biasanya selalu berhasil bertahan hingga cobaan itu berakhir.

Bagian ini merupakan bagian yang paling menegangkan dalam cerita, karena pada fase inilah segala cobaan dan halangan itu muncul untuk menghentikan karakter hero memenuhi tugas yang dipikulnya.

Pada kisah-kisah petualangan akan ada kemungkinan bagi karakter hero untuk bertemu dengan belahan jiwanya yang memiliki figur keibuan atau karakter dewi. Fase di mana karakter hero menemukan wanita yang dicintainya ini biasa disebut dengan “meeting the soul mate”.

Lalu, “overcoming temptation” adalah fase berikutnya yang merupakan tahapan di mana perjalanan hero menjadi tersendat, karena kelompok-kelompok yang berusaha mengagalkan perjalannya tersebut.

Kemudian, “viewing the whole picture” merupakan tahapan di mana hero seringkali menambahkan nilai-nilai religius atau moral ke dalam bagian kisah hidupnya, dan umumnya pada bagian inilah karakter hero menerima perannya sebagai seorang pahlawan.

Lalu, “the ultimate goal” adalah fase di mana karakter hero menerima penghargaan atas apa yang telah dia lakukan karena telah berhasil menjalankan misi yang dipikulnya.

Return

Return - Struktur Cerita Petualangan Dalam Karya Sastra -3

Adalah fase petualangan selanjutnya yang harus dihadapi oleh oleh karakter hero setelah dia berhasil menyelesaikan misinya dengan sukses, “return” sendiri terbagi menjadi lima fase yang terdiri dari “refusing to return” atau penolakan untuk kembali ke kehidupan yang lama biasanya bisa saja terjadi.

Karena ada kalanya karakter hero lebih memilih untuk tinggal di tempat dia sekarang setelah memalui banyak cobaan daripada kembali ke kehidupannya yang lama, namun bagaimanapun juga karakter hero tetaplah harus kembali ke tempat di mana dia berasal.

Lalu,“the chase” merupakan fase berikutnya dimana karakter hero mengembalikan semua yang telah diberikan kepadanya sebagai hadiah ataupun penghargaan. “The rescue” adalah fase di mana hero membutuhkan bantuan untuk bisa kembali ke kehidupannya yang lama ke tempat di mana keluarganya berada.

Kemudian, “crossing return threshold” mengikuti fase selanjutnya, di mana perjalan sang hero untuk kembali ke tempat asalnya tidak mudah. Ada kalanya karakter hero harus menghadapi beberapa hambatan ketika dirinya harus kembali ketempat dia berasal.

Lalu, “master of two world” adalah tahapan di mana karakter hero yang berhasil menyelesaikan tugasnya mempunyai kekuasaan dan kemampuan untuk mengatur daerah tempat dia berasal, dan daerah yang telah mendapatkan bantuan dari karakter hero tersebut.

Kemudian, “freedom” merupakan fase terakhir di mana karakter hero terbebas dari ketakutannya akan kematian dan mendapatkan hidup yang bebas tanpa mempedulikan, baik masa lalu ataupun masa depannya.tidak semua petualangan dimulai dari tempat dimana hero itu berasal, ada kalanya perjalanan itu dimulai dari tempat yang jauh menuju kampung halaman dari si karakter hero.

Struktur yang dirangkum oleh Cambell tidak selalu muncul dalam bentuk yang utuh, kadang kala ada bagian-bagian fase monomyth tersebut yang sengaja dihilangkan untuk membentuk effek tertentu.

Petualangan Odysseus Dalam Karya Odessey

Petualangan Odysseus Dalam Karya Odessey

Odessey merupakan epik lanjutan dari karya Homer lainnya yang berjudul Illiad, yang juga sama-sama menceritakan kisah-kisah selama terjadinya Perang Trojan. Karya Odessey ini menceritakan bagaimana perjalanan Odysseus menghadapi segala bentuk petualangan dan hambatan agar dia bisa kembali berkumpul dengan keluarhanya.

Berbeda dengan struktur teori monomyth yang dirangkum oleh Cambell, Odessey memiliki struktur perjalanan yang lebih unik. Odysseus tidak mengalami fase-fase di mana dia mendapatkan panggilan untuk melakukan perjalanan bertualang seperti yang disebutkan oleh Cambell.

Struktur yang terdapat di Odysseus lebih cenderung berbentuk “nostos” atau yang juga bisa disebut dengan “home comming structure”.

Struktur ini hanya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu fase absennya karakter hero yang mengakibatkan permasalahan-permasalahan dalam komunitasnya, kedua fase di mana karakter hero memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan kembali bersatu dengan keluarganya.

Ketiga, memberikan hukuman kepada orang-orang yang telah mengakibatkan permasalahan-permasalahan akibat absennya karakter hero. Keempat, berkumpul dengan keluarga dan wanita yang dicintainya.

Dalam buku Odessey setidak-tidaknya terdapat 10 petualangan yang dialami oleh Odysseus dalam perjalannya kembali ke keluarganya, yang meliputi perjalanan ke Cicone, perjalannya ke daerah Lotus Eater, pertarungannya dengan Cyclops Polyphemus.

Lalu, bertualang di Pulau Aeolus, menghadapi Laestrygonians, kutukan di Pulau Theresia, perjalanan ke Underworld, bertahan dari serangan Syren, pertempuran di antara Pulau Scylla dan Charybids, dan juga berpetualang di Thrinakia.

Odessye memiliki stuktur perjalanan petualangan yang jauh dari apa yang digambarkan oleh Cambell. Meski demikian, Homer mencoba untuk membangun sebuah perjalanan anak manusia yang dibantu oleh dewi yunani athena agar bisa kembali ke keluarganya.

Share:

Mangaip

Halo perkenalkan nama saya Mangaip. Saya merupakan konten kreator, influencer, dan penulis di blog ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News. Gabung juga ke channel Telegram untuk mendapatkan terbaru Gabung Telegram ya Bestie!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *