Tanaman Oyong yang biasa diberikan untuk hewan ternak ternyata juga lezat di lidah manusia. Oyong merupakan jenis sayuran hijau yang kaya akan vitamin dan sangat baik bagi kesehatan manusia.
Vitamin yang terkandung dalam Oyong adalah vitamin A yang baik untuk menjaga kesehatan mata, vitamin B yang menjaga kesehatan kulit dan vitamin C sebagai antioksidan alami membantu menjaga stamina tubuh.
Oyong dalam nama latin disebut Luffa acutangula. Tanaman yang berasal dari daratan India dan menyebar ke seluruh Asia ini dikenal dalam beberapa nama. Masyarakat China menyebut Oyong sebagai Siqua karena bentuknya yang panjang bulat seperti mentimun Jepang (Sukini). Orang-orang Eropa menyebutnya sebagai Chinesse Okra meski takada hubungan dengan sayuran berfamili Okra.
Di Indonesia, oyong disebut juga gambas. Sebagai bahan makanan manusia Oyong biasanya diolah sebagai sayur berkuah yang dimasak bersama daun bayam berbumbu bawang putih dan rempah kunci atau dengan santan kental bersanding sayur lodeh. Varietas oyong yang dijumpai di pasaran adalah Angled luffa summer long atau lebih dikenal sebagai Edible luffa.
Tanaman Oyong dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti India, China, Jepang dan Indonesia karena ia merupakan jenis tumbuhan yang memerlukan cukup sinar matahari dan tidak terlalu banyak air, itu sebabnya Oyong ditanam pada musim kemarau dan hasil panennya kurang memuaskan jika dipaksakan ditanam saat musim penghujan.
Meski tidak membutuhkan terlalu banyak air untuk kehidupannya namun sebagai salah satu komoditi sayuran Oyong mengandung banyak air sehingga rasanya sangat segardan pas untuk disajikan ketika udara panas.
Ciri-ciri tanaman Oyong adalah:
- Hidup dengan cara merambat dengan cara memilin di benda yang berada di sekitarnya.
- Merupakan tanaman berbatang panjang dan kuat dan mampu tumbuh hingga puluhan meter panjangnya.
- Memiliki daun berbulu halus menutupi permukaan yang lebar dan melengkung dengan tulang daun menjari.
- Jika berbuah, oyong mampu menghasilkan buah hingga sepuluh biji dalam satu sulur dahan, berusuk-rusuk dengan bentuk buah bulat memanjang.
Cara Budidaya Oyong
Tanaman Oyong relatif mudah dibudidayakan, ia dapat tumbuh di halaman rumah, sawah, di dekat pohon besar atau dirambatkan ke pagar. Oyong atau Gambus mampu beradaptasi dan hidup di dataran rendah atau dataran tinggi hingga ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut.
Sayangnya karena masih dianggap sebagai sayuran pendamping (bukan sayuran utama) budidaya Oyong belum dilakukan secara lebih serius. Padahal jika dibudidayakan lebih baik dan memasarkan ke luar negeri, Oyong dapat menjadi komoditas ekspor yang cukup menjanjikan.
Yang perlu diperhatikan dalam menanam Oyong adalah mengondisikan tanah agar sesuai dengan suasana yang diperlukan Luffa acutangula agar bisa tumbuh optimal. Oyong memerlukan tanah yang cukup mengandung air, lembap namun udaranya kering. Tanah untuk menanam bibit Oyong tidak perlu dicangkul namun cukup dilubangi menggunakan pasak kayu dengan diameter sekitar dua puluh lima cm, berkedalaman 20 cm.
Agar tanaman Oyong menghasilkan buah seperti yang diharapkan, jarak tanam harus diatur antara lima puluh hingga enam puluh cm dan antar baris satu dengan lainnya berjarak 200 cm. Pengaturan jarak tanam ini bertujuan agar tanaman tidak berebut unsur mikro dan nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang tanaman.
Pemberian pupuk juga harus diperhatikan takarannya karena pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman mengalami kematian sedangkan takaran yang kurang kemungkinan dapat menyebabkan tanaman tidak mampu tumbuh secara optimal. Pada prinsipnya pupuk diberikan pada setiap lubang yang telah disiapkan.
Pupuk yang terbaik adalah pupuk kompos atau pupuk kandang kemudian ditutup dengan lapisan tanah tips-tipis. Saat tanaman Oyong sudah tumbuh hingga setinggi lima puluh cm, tiang bambu setinggi satu setengah hingga dua meter sebagai tempat rambatan.
Mengingat tanaman Oyong bisa tumbuh hingga sepanjang sepuluh meter, pembuatan bambu harus disiapkan cukup kuat dan panjang. Jika tidak ada rambatan Oyong tumbuh tidak teratur dan menyulitkan proses panen.
Selain menyiapkan lahan, menanam Oyong harus juga memperhatikan masalah hama. Hama penyakit yang menyerang oteng-oteng. Bagian yang diserang adalah bunga dan daun.
Penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida menurut takaran aman atau jika ingin menghindari racun pestisida, hama penyakit diantisipasi atau diminimalisir dengan cara mengurangi daun dan dipangkas secara berkala.
Daun yang terlalu rimbun merupakan tempat hidup yang sangat disukai hama. Panen Oyong dapat dilakukan setelah tanaman menginjak usia satu setengah hingga dua bulan. Dengan pemeliharaan yang optimal tanaman Oyong dapat menghasilkan buah hingga satu setengah kilogram setiap pohonnya.
Manfaat Oyong Untuk Manusia
Selain segar dinikmati sebagai sayur, oyong ternyata menyimpan manfaat yang lebih dahsyat. Beberapa manfaat oyong bagi manusia antara lain:
- Digunakan sebagai ramuan pembersih darah. Gambas atau Oyong ternyata mengandung zat-zat anti toksin yang membantu menawarkan racun dalam darah. Di dalam Gambas terdapt senyawa-senyawa kimia cucurbitacin yang membantu proses pencernaan dalam lambung, citruline yang membantu produksi asam amino arginine untuk proses imunitas tubuh, luffein daapt berfungsi sebagai pencahar alami dan triterpen.
- Membantu meningkatkan produksi ASI.
- Aman dikonsumsi penderita diabetes. Sayuran jenis labu-labuan ini dikenal memiliki indeks glikemik rendah sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes mellitus selain itu kandungan kalorinya yang hanya berkisar 19 kalori dalam seratus gram buah. Senyawa cucurbitacin selain membantu proses pencernaan dalam lambung juga mampu membantu menurunkan kadar gula dalam darah.
- Membantu mengobati penyakit asma dan gangguan tenggorokan lainnya. Kandungan airnya yang cukup tinggi membantu ketersediaan air dalam tubuh dan mengurangi keluhan sakit tenggorokan serta pernapasan.
- Digunakan sebagai pembersih tubuh. Di pedesaan, kulit Gambas yang sudah dikeringkan biasa dipakai untuk menggosok tubuh ketika mandi sehingga kotoran dan daki yang menempel di kulit bisa luruh dengan sempurna.
Tips Memilih Tanaman Oyong
Untuk membedakan Oyong yang masih segar dan sudah tua, cukup dengan memijit kulit luarnya. Jika kulit masih keras pertanda Oyong masih segar dan layak dikonsumsi, jika kulit buah terasa lunak tandanya Oyong sudah terlalu lama disimpan atua dipanen ketika sudah tua dan sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan airnya hampir takada sehingga buahnya keras dan rasanya pun pahit
Berkat kandungan airnya yang tinggi tanaman Oyong juga dianggap baik digunakan untuk pakan ternak. Hewan piaraan yang sering diberikan oyong sebagai makanannya adalah burung Kenari. Memberikan Oyong kepada burung Kenari dipercaya menambah nutrisi yang dibutuhkan Kenari sehingga pertumbuhan bulunya semakin bagus dan lantunan suaranya kian merdu.
Memberikan sayur Oyong pada Kenari muda diyakini memancing Kenari untuk belajar mengoceh, pada Kenari dewasa Oyong dapat membantu metabolisme tubuh sehingga membuat burung yang dipelihara karena kecantikan bulu dan keindahan suaranya ini hidup lebih sehat.
Ayo kita makan Oyong! Buat tubuh menjadi sehat dengan konsumsi aneka sayuran!